Intisari-Online.com – Suatu hari tampak sekelompok kelinci berkumpul di tepi sungai. Mereka berkeluh kesah meratapi nyali mereka yang kecil, mengeluh kehidupan mereka yang terus dibayangi marabahaya.
Alangkah malangnya terlahir sebagai kelinci. Ingin kuat tapi tak punya tenaga. Mereka merasa hidup ini tidak ada artinya. Daripada hidup menderita dihantui ketakutan, mereka pun berpikir untuk mati saja.
Keputusan bunuh diri masal pun diambil. Mereka akan bersama-sama melompat dari tebing yang tinggi. Namun saat melewati pinggir sungai, seekor katak terkejut melihat banyaknya kelinci itu. Katak ketakutan dan ia pun melarikan diri dan melompat ke dalam sungai.
Kelinci sering kali melihat katak melompat ke dalam air. Namun mereka tidak mempedulikannya. Tapi kali ini ada seekor kelinci yang menyadarinya.
Kelinci itu menghimbau kelinci lainnya untuk menghentikan tindakan mereka untuk bunuh diri. Karena mereka bukan satu-satunya makhluk yang bernyali kecil. Masih ada katak yang ternyata nyalinya jauh lebih kecil dibanding mereka.
Mendengar perkataan kelinci itu, rekan kelinci lain akhirnya terbuka pikirannya. Tiba-tiba seolah tumbuh tunas keberanian di hati mereka. Dengan gembira mereka pun saling membesarkan diri satu sama lain. Kelompok kelinci itupun kembali pulang & melupakan niat bunuh dirinya.
Saat keberuntungan tidak memihak, janganlah kita meratapi nasib seakan kita makhluk paling menderita di bumi ini. Lihatlah di sekeliling kita. Banyak yang nasibnya tidak seberuntung kita. Jika mereka hidup dalam kekuatan dan mampu menjalani hidup dengan tegar dan tetap berjuang, kenapa kita tidak.
Apapun keadaan hidup kita hari ini, jalani dengan optimis. Nasib tidak akan berubah tanpa kita sendiri yang mengubahnya. Karena sukses adalah hak semua orang yang mau berjuang dan bersungguh-sungguh. (KBS)