Intisari-Online.com -Puasa Ramadhan identik dengan kuliah tujuh menit alias kultum.
Bagi yang kebagian tugas ceramah, entah saat tarawih atau salat Subuh, ini contoh teks kultum Ramadhan singkat 7 menit.
Lengkap dengan judul dan materinya:
Keistimewaan Puasa
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayat sehingga kita masih bisa menjalan puasa hingga hari ini.
Tak lupa shalawat dan salah semoga terus terucapkan untuk Nabi Besar Muhammad SAW, pelita akhir zaman, penunjuk dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.
Bapak, ibu, sekalian, izinkan saya kali ini menyampaikan sepatah-dua patah kata tentang:
Keistimewaan Puasa
Dalam banyak riwayat dijelaskan bahwa puasa memiliki beberapa keistimewaan dibanding ibadah-ibadah pada umumnya.
Salah satu hadits yang menjelaskan kelebihan puasa dibanding ibadah lainnya adalah hadits qudsi berikut:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَام، فَإنَّهُ لِي وَأنَا أجْزِي بِهِ
Artinya, "Semua amal perbuatan anak Adam -yakni manusia- itu adalah untuknya, melainkan berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan balasan dengannya.”
Secara substansi hadits qudsi tersebut ingin menyampaikan bahwa ibadah puasa memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah SWT.
Kata “untuk-Ku” adalah bentuk penyandaran ibadah puasa kepada Allah swt yang menunjukkan betapa puasa merupakan ibadah yang memiliki kedudukan lebih dibanding ibadah lainnya.
Dalam beberapa hal, penyandaran sesuatu kepada Allah swt juga terjadi.
Seperti kata Ka’bah yang memiliki nama lain Baitullah (rumah Alllah).
Kata bait disandarkan pada kata Allah.
Ini menunjukkan bahwa Ka’bah merupakan tempat yang memiliki kedudukan tinggi dibanding tempat-tempat lainnya.
Dari hadits tersebut, ada satu hal yang perlu kita garis bawahi yaitu kalimat “karena sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan balasan dengannya”.
Kalau kita cermati, pasti muncul sebuah pertanyaan besar; bukankah semua ibadah itu akan dibalas oleh Allah swt?
Lalu mengapa dalam hadits di atas seolah hanya puasa yang langsung dibalas oleh-Nya?
Seolah menegasikan ibadah-ibadah yang lainnya.
Para ulama berbeda pendapat dalam mengartikan hadits tersebut.
Mengapa puasa memiliki keistimewaan di sisi Allah swt dibanding amal ibadah lainnya?
Berikut beberapa pendapat di antaranya.
Pertama, puasa adalah ibadah yang tidak bisa terjerumus dalam riya (pamer).
Puasa merupakan ibadah yang bersifat abstrak.
Artinya ibadah puasa tidak memiliki gerakan yang bisa membedakan antara orang yang sedang berpuasa dengan yang tidak.
Berbeda dengan ibadah lainnya.
Seperti shalat, haji, zakat dan lainnya. Antara orang yang sedang shalat dengan yang tidak, bisa kita bedakan dengan mudah, karena shalat bisa dilihat dengan gerakan yang bisa membedakan mana yang sedang shalat dan mana yang bukan.
Antara orang yang sedang melaksanakan haji dengan yang tidak juga demikian, karena haji memiliki gerakan yang bisa membedakan antara mana yang sedang haji dan mana yang bukan.
Meskipun puasa bisa terjerumus dalam sifat riya (pamer), itu pun hanya bisa diungkapkan dengan ucapan.
Misal ada orang berpuasa, dengan maksud memamerkan puasanya, ia berkata, “Saya ini sedang berpuasa, loh.”
Tapi, sekali lagi, itu hanya bisa diperlihatkan dengan ucapan.
Berbeda dengan ibadah lainnya yang bila terjerumus dalam riya melalui gerakan atau pun ucapan.
Kedua, puasa mampu melumpuhkan setan.
Saat sedang berpuasa, maka kita akan menahan diri untuk tidak makan dan minum sampai waktu magrib tiba.
Ketika makanan dan minuman tidak masuk dalam tubuh, maka nafsu (syahwat) dalam diri akan terkendali.
Sementara nafsu (syahwat) merupakan pintu masuk utama bagi setan untuk menjerumuskan manusia dalam lembah maksiat.
Ketiga, pahala puasa lebih besar dibanding ibadah lainnya.
Menurut Al-Qurtubi, setiap amal ibadah sudah ditentukan besar pahala yang diperoleh, dari mulai dilipatkan 10 kali, 700 kali, dan sampai yang Allah kehendaki.
Keempat, pahala melihat Allah SWT.
Dalam kitab Durrah an-Nashihin (hal. 13), Syekh Utsman Syakir dengan mengutip pernyataan Abul Hasan menjelaskan, bahwa semua amal ibadah akan mendapatkan balasan berupa surga.
Berbeda dengan puasa, pahalanya adalah bersua langsung dengan Allah swt di akhirat nanti, tanpa ada penghalang apa pun.
Demikianlah ceramah singkat ini semoga bisa semakin menambah pemahaman kita tentang puasa, amin.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabaratakuh
Itulahcontoh teks kultum Ramadhan singkat 7 menit, cocok bagi kamu yang ditunjuk sebagai khatib saat ibadah puasa Ramadhan.
Baca Juga: Berikut Ini Jadwal Imsak Kota Bandung 2024 dan Sekitarnya, Lengkap!