Intisari-online.com - Kerajaan Demak, kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa, mengalami perpindahan ibu kota dari Demak ke Pajang pada tahun 1568.
Perpindahan ini terjadi di bawah kepemimpinan Sultan Hadiwijaya, yang sebelumnya dikenal sebagai Jaka Tingkir.
Lalu, mengapa ibu kota Kerajaan Demak dipindahkan ke Pajang?
Alasan di balik perpindahan ini cukup kompleks dan melibatkan beberapa faktor, di antaranya:
1. Perang Saudara
Sepeninggal Sultan Trenggono pada tahun 1546, terjadi perebutan kekuasaan di antara para keturunannya.
Perang saudara ini memicu kekacauan dan ketidakstabilan di Demak.
Jaka Tingkir, yang saat itu menjabat sebagai Adipati Pajang, berhasil keluar sebagai pemenang dan mengambil alih tahta kerajaan.
2. Faktor Strategis
Pajang dianggap sebagai lokasi yang lebih strategis dibandingkan Demak.
Pajang terletak di daerah yang lebih tinggi dan terpencil, sehingga lebih mudah dipertahankan dari serangan musuh.
Baca Juga: Bagaimana Karakteristik Selat Malaka Pada Zaman Kerajaan Berkembang di Nusantara?
Selain itu, Pajang juga berada di jalur perdagangan yang penting, sehingga memberikan keuntungan ekonomi bagi kerajaan.
3. Perbedaan Pandangan Politik
Jaka Tingkir memiliki pandangan politik yang berbeda dengan para bupati di Demak.
Ia ingin membangun kerajaan yang lebih sentralistik dan kuat, sementara para bupati ingin mempertahankan otonomi mereka.
Perbedaan pandangan ini menyebabkan ketegangan antara Jaka Tingkir dan para bupati Demak.
4. Keinginan Memulai Era Baru
Jaka Tingkir ingin memulai era baru bagi kerajaan dan membangun identitasnya sendiri.
Memindahkan ibu kota ke Pajang merupakan simbol dari awal baru ini.
Perpindahan ibu kota ke Pajang menandai berakhirnya era Demak dan awal era Pajang.
Di bawah kepemimpinan Sultan Hadiwijaya, Pajang menjadi kerajaan yang kuat dan makmur.
Baca Juga: Sejarah Proses Islamisasi di Maluku dan Munculnya Kerajaan Islam
Demikianlah alasan mengapaibu kota Kerajaan Demak dipindahkan ke Pajang.