Intisari-Online.com -Pemilihan presiden 2014 adalah salah satu momen paling menegangkan dalam sejarah demokrasi Indonesia.
Dua pasangan calon, Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, bersaing ketat untuk merebut hati rakyat.
Namun, ada sesuatu yang aneh terjadi dalam quick count Pilpres 2014.
Empat lembaga survei yang melakukan hitung cepat memberikan hasil yang berbeda dengan tujuh lembaga survei lainnya.
Mereka memenangkan pasangan Prabowo-Hatta.
Seperti apa rincian kasusnya? Simak ulasan lengkapnya dalam artikel ini.
Quick Count Pilpres 2014 dari 11 Lembaga Survei
Dari 11 lembaga survei yang melakukan quick count atau hitung cepat Pilpres 2014, tujuh di antaranya menunjukkan kemenangan bagi pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Namun, ada empat lembaga survei yang memberikan hasil sebaliknya, yaitu pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa sebagai pemenang.
Melansir Kompas.com, keempat lembaga survei tersebut adalah Puskaptis, Indonesia Research Center, Lembaga Survei Nasional, dan Jaringan Suara Indonesia.
Baca Juga: Komeng Partai Apa di Pemilu 2024? Ternyata Gara-gara Dua Sosok Ini
Sedangkan tujuh lembaga survei yang mengunggulkan Jokowi-JK adalah Litbang Kompas, Lingkaran Survei Indonesia, Indikator Politik Indonesia, Populi Center, CSIS, Radio Republik Indonesia, dan Saiful Mujani Research Center.
Setelah mendengar hasil quick count, kedua kubu mengklaim kemenangan masing-masing.
Prabowo bersyukur dengan sujud di lantai karena merasa menang pilpres.
Di sisi lain, Jokowi dan pendukungnya berkumpul di Tugu Proklamasi, Jakarta Timur, untuk merayakan kemenangan versi quick count.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar kedua belah pihak menahan diri dan menunggu pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum pada 22 Juli mendatang.
Ini adalah data lengkap dari kesebelas lembaga survei yang melakukan quick count:
1. Populi Center: Prabowo-Hatta 49,05%, Jokowi-JK 50,95%
2. CSIS: Prabowo-Hatta 48,1%, Jokowi-JK 51,9%
3. Litbang Kompas: Prabowo-Hatta 47,66%, Jokowi-JK 52,33%
4. Indikator Politik Indonesia: Prabowo-Hatta47,05%, Jokowi-JK 52,95%
5. Lingkaran Survei Indonesia: Prabowo-Hatta 46,43%, Jokowi-JK 53,37%
Baca Juga: Hasil Hitung Suara Pemilu DPD 2024, Komeng Melesat di Jawa Barat
6. Radio Republik Indonesia: Prabowo-Hatta 47,32%, Jokowi-JK 52,68%
7. Saiful Mujani Research Center: Prabowo-Hatta 47,09%, Jokowi-JK 52,91%
8. Puskaptis: Prabowo-Hatta 52,05%, Jokowi-JK 47,95%
9. Indonesia Research Center: Prabowo-Hatta 51,11%, Jokowi-JK 48,89%
10. Lembaga Survei Nasional: Prabowo-Hatta 50,56%, Jokowi-JK 49,94%
11. Jaringan Suara Indonesia: Prabowo-Hatta 50,13%, Jokowi-JK 49,87%
Data Quick Count yang Berbeda dengan Real Count KPU
Seperti yang telah disampaikan, ada empat lembaga survei yang memberikan hasil quick count yang berbeda dengan real count KPU dalam Pilpres 2014.
Mereka memenangkan pasangan Prabowo-Hatta.
Namun, ternyata data mereka sangat jauh dari data real count KPU.
Data real count KPU menunjukkan bahwa Jokowi-JK mendapatkan 70.997.833 (53,15 persen).
Baca Juga: Ketua KPU Minta Maaf Salah Input, Tanggapi Soal 'Penambahan Suara'
Sedangkan Prabowo-Hatta, pasangan nomor urut satu, hanya mendapatkan 62.576.444 (46,85 persen).
Banyak lembaga survei yang memenangkan Jokowi-JK memiliki selisih yang tidak terlalu jauh dengan data di atas.
Namun, 4 lembaga survei yang memenangkan Prabowo-Hatta, hasilnya sangat bertolak belakang.
Ini adalah data empat survei yang memenangkan Prabowo-Hatta:
1. JSI: Prabowo-Hatta 50,16%, Jokowi-JK 49,84%
2. Puskaptis: Prabowo-Hatta 52,05%, Jokowi-JK 47,95%
3. LSN: Prabowo-Hatta 50,19%, Jokowi-JK 49,81%
4. IRC: Prabowo-Hatta 51,11%, Jokowi-JK 48,89%
Quick count Pilpres 2014 menjadi kontroversi yang mengguncang dunia politik Indonesia.
Empat lembaga survei yang memenangkan Prabowo-Hatta ternyata tidak akurat dan tidak kredibel.
Hal ini menimbulkan kecurigaan dan keraguan terhadap integritas lembaga survei dan pemilu.
Meskipun akhirnya real count KPU menetapkan Jokowi-JK sebagai pemenang, quick count Pilpres 2014 tetap menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak.
Baca Juga: Sejarah Quick Count di Indonesia, Ternyata Sempat Diancam oleh KPU