Sensasi Mencicipi Sate Kelinci di Kaliurang

Rusman Nurjaman

Editor

Sensasi Mencicipi Sate Kelinci di Kaliurang
Sensasi Mencicipi Sate Kelinci di Kaliurang

Intisari-Online.com - Bandung punya Lembang, Yogya punya Kaliurang. Keduanya sama-sama berhawa sejuk. Keduanya juga sama-sama disesaki penjual sate kelinci. Kalau Anda belum pernah makan daging kelinci, sekaranglah saatnya mencoba.

Sekilas, sate kelinci tampak mirip sate ayam. Irisan dagingnya tidak jauh beda. Ukurannya dan ternyata rasanya juga mirip. Sate ini bisa dibumbui kecap (isinya kecap, bawang merah, dan irisan cabai rawit merah). Bisa juga dibumbui kacang (isinya kacang tanah, bawang merah, bawang putih cabai rawit, kencur, kemiri, asem, dan daun jeruk purut. Tapi rasanya lebih enak di bumbu kecap.

Daging kelinci sedikit lebih liat dibanding daging ayam. Tapi lebih empuk tinimbang daging kambing. Pada saat sate masih hangat, rasanya seperti daging ayam. Tapi pada saat dingin, daging menjadi sedikit lebih alot.

Daging kelinci lemaknya lebih sedikit, sama sekali tidak prengus seperti kambing. Hampir seluruh bagian kelinci bisa disate, kecuali tulang, kepala, kulit, dan jeroan. Di kalangan penggemarnya, konon, daging kelinci, dipercaya bisa meningkatkan kesuburan.

Ada banyak warung yang menjual sate kelinci di Kaliurang. Kalau Anda berada di sekitar Taman Bermain Anak-anak, Anda bisa mencoba sate kelinci di warung Pak Raji di seberang taman. Tapi kalau Anda mau naik sampai di Kawasan Wisata Telaga Putri, Anda akan menemukan sate kelinci yang lebih enak di warung Mbah Ganis.

Harga seporsi tergantung dari berapa tusuk yang kita pesan. Umumnya, pembeli yang baru pertama makan sate tidak berani memesan banyak-banyak. Tapi rata-rata harga sepuluh tusuk di bawah Rp10.000, sudah termasuk lontong atau nasinya. (Wisata Jajan Yogyakarta, Intisari)