Peristiwa Apa Yang Mengakhiri Kekuasaan Dinasti Syailendra Di Jawa Tengah

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Lalu peristiwa apa yang mengakhiri kekuasaan Dinasti Syailendra di Jawa Tengah?
Lalu peristiwa apa yang mengakhiri kekuasaan Dinasti Syailendra di Jawa Tengah?

Intisari-Online.com -Mataram Kuno pernah begitu berkuasa di Jawa Tengah.

Terutama saat di bawah penguasaan Dinasti Syailendera.

Lalu peristiwa apa yang mengakhiri kekuasaan Dinasti Syailendra di Jawa Tengah?

Kerajaan Mataram Kuno merupakan salah satu kerajaan Hindu-Buddha terbesar di Nusantara yang pernah berdiri antara abad ke-8 hingga abad ke-11.

Selama berdiri, pusat pemerintahan kerajaan ini sempat beberapa kali dipindahkan.

Pada awalnya, ibu kota Mataram Kuno berpindah-pindah di sekitar Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Kemudian pada abad ke-10, Mpu Sindok mendirikan Dinasti Isyana dan memindahkan pusat pemerintahan Mataram Kuno ke Jawa Timur.

Sebelum dipindahkan ke Jawa Timur akibat adanya peristiwa besar, Mataram Kuno diperintah oleh keturunan Dinasti Syailendra.

Lantas, peristiwa apa yang mengakhiri kekuasaan Dinasti Syailendra di Jawa Tengah?

Peristiwa yang mengakhiri kekuasaan Dinasti Syailendra di Jawa Tengah adalah letusan Gunung Merapi.

Rakai Sumba Dyah Wawa merupakan raja terakhir Kerajaan Mataram Kuno periode Jawa Tengah.

Dari sejumlah prasasti peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, diketahui bahwa masa pemerintahan Dyah Wawa berakhir dengan tiba-tiba, mungkin karena letusan Gunung Merapi.

Menurut RW van Bemmelen, letusan itu sangat dahsyat yang tentunya disertai gempa bumi, banjir lahar, dan hujan abu serta batu-batuan.

Bencana alam itu mungkin merusak ibu kota Mataram Kuno dan banyak daerah di Jawa Tengah.

Akibatnya, kerabat dan pejabat tinggi kerajaan serta rakyat, banyak yang menyelamatkan diri ke arah timur.

Pada 929, Mpu Sindok memindahkan pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur.

Mpu Sindok diketahui menjabat sebagai Rakai Mahamantri Halu selama masa pemerintahan Dyah Tulodhong (919-924).

Kemudian, ketika Dyah Wawa (924-929) berkuasa, ia naik pangkat menjadi Rakai Mahamantri Hino.

Kedua jabatan yang didudukinya itu adalah posisi yang hanya dapat diisi oleh kerabat dekat raja.

Atas dasar itulah, Mpu Sindok disimpulkan masih keturunan Wangsa Syailendra yang memindahkan pusat pemerintahan Mataram Kuno ke Jawa Timur karena istana di Jawa Tengah hancur akibat letusan Gunung Merapi.

Menurut para pujangga, letusan Gunung Merapi saat itu dianggap sebagai pralaya atau kehancuran dunia, dan sesuai landasan kosmogonis maka harus dibangun kerajaan baru yang diperintah wangsa baru pula.

Oleh karena itu, selain memindahkan kerajaan, Mpu Sindok juga mendirikan wangsa baru.

Yaitu Dinasti Isyana, meski ia masih keturunan Dinasti Syailendra.

Mpu Sindok kemudian dinobatkan sebagai raja pertama dari Dinasti Isyana.

Setelah pusat pemerintahannya dipindah ke Jawa Timur, Mataram Kuno sering disebut sebagai Kerajaan Medang.

Menurut keterangan Prasasti Turyan, ibu kota pertama Mataram Kuno periode Jawa Timur berada di Tamwlang, daerah yang saat ini berada di sekitar Jombang.

Selain letusan Gunung Merapi, sejarawan juga memperkirakan beberapa alasan yang menyebabkan perpindahan ibu kota Mataram Kuno, seperti faktor politik dan adanya ancaman dari kerajaan lain, misalnya Kerajaan Sriwijaya.

Itulah artikel tentangperistiwa apa yang mengakhiri kekuasaan Dinasti Syailendra di Jawa Tengah, semoga bermanfaat.

Artikel Terkait