Intisari-Online.com -Sebelum berbicaratentang Sarekat Islam (SI), alangkah baiknya kita tahu lebih dahulu embrionya.
Yaitu Sarekat Dagang Islam (SDI).
Berbeda dengan SI yang sangat politis dan radikal, awalnya pendirian Sarekat Dagang Islam bertujuan untuk menghimpun para pedagang pribumi agar dapat bersaing dengan pedagang dari Tiongkok.
Secara garis besar, SDImerupakan organisasiyang identik dengan gerakan nasionalis, demokratis, religius serta ekonomis.
SDI berdiri di Laweyan, Solo, oleh KH Samanhuni pada 1905.
Organisasi ini bermula sebagai perkumpulan golongan pedagang muslim pribumi, terutama yang ada di Surakarta.
Ketika H.O.S Tjokroaminoto masuk dalam struktur kepengurusan organisasi, SDI diubah menjadi Sarekat Islam (SI) yang lebih politis.
Latar belakang pembentukan Sarekat Dagang Islam adalah untuk memajukan kepentingan para pedagang muslim pribumi.
Kemunculan SDI dipicu adanya monopoli penjualan bahan baku oleh pedagang China, yang dirasakan sangat merugikan pedagang Muslim pribumi.
Peristiwa di daratan China mendorong orang-orang Tionghoa di Hindia Belanda (Indonesia) untuk menuntut perbaikan dalam status sosial mereka.
Pada awal abad ke-20, orang-orang Tionghoa di Hindia Belanda telah memperoleh konsesi penting dari pemerintah kolonial.
Seperti penghapusan surat pas (surat larangan) bagi mereka yang akan bepergian di luar daerah tempat tinggalnya.
Konsesi ini diberikan karena perdagangan Belanda membutuhkan para pedagang China sebagai perantara di desa-desa, agar monopoli perdagangannya tetap terjaga.
Konsesi lainnya adalah pendirian Sekolah China-Belanda, pembentukan perkumpulan pedagang China yang disebut Siang Hwee, dan pengakuan yang sama bagi orang China dengan golongan Eropa dalam hukum perdata dan hukum dagang.
Sebagai "imbalan" dari pemberian konsesi, pemerintah kolonial mengambil alih beberapa perusahaan yang sebelumnya dipegang oleh orang China.
Seperti rumah gadai, peminjaman kepada orang di desa, dan perdagangan candu.
Hal ini menyebabkan banyak orang China yang memindahkan modal dan usahanya ke bidang lain, yakni perusahaan batik.
Kegiatan itu dirasa mengancam pedagang Arab dan Sumatera.
Mereka lalu membentuk perkumpulan dan bersatu seperti orang China agar dapat membela haknya serta mengajukan tuntutan perbaikan kepada pemerintah.
Pembentukan SDI didahului dengan didirikannya perkumpulan oleh para pedagang Arab dan Sumatera pada 1904, yang dinamai Jamiat Khair.
Organisasi ini selain bersifat ekonomi juga mempunyai sifat agama Islam yang kuat.
Jamiat Khair inilah yang menginspirasi KH Samanhudi untuk mendirikan perkumpulan semacam itu bagi pedagang pribumi di Kota Solo.
Untuk melawan dominasi para pedagang China dan memajukan kepentingan ekonomi para pedagang Islam, KH Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam.
Perkumpulan ini memiliki dasar koperasi dengan tujuan untuk memajukan perdagangan bangsa Indonesia atas dasar nilai-nilai Islam, yang merupakan agama terbesar di Indonesia.
Baca Juga: Berkembang Begitu Pesat, Bagaimana Perkembangan Sarekat Islam?
Selain itu, tujuan Sarekat Dagang Islam di antaranya:
- Mengembangkan jiwa berdagang
- Memberi bantuan kepada anggotanya yang mengalami kesukaran
- Memajukan pengajaran dan mempercepat naiknya derajat bangsa bumiputra
- Menggalang persatuan umat Islam khususnya dalam memajukan kehidupan agama Islam
Berubah jadi SI
Seperti disebut di awal, terjadi perubahan orientasi dan arah gerakan dalam tubuh SDI setelah masuknya Cokroaminoto.
SDI kemudian berubah menjadi SI yang lebih politis.
Tapi tetap, anggotanya adalahpara pedagang beragama Islam.
Organisasi ini kemudian tidak hanya fokus dalam masalah perdagangan namun juga masalah keagamaan.
Menurut jurnal Sarekat Islam dalam Pergerakan Nasional Indonesia (1912-1927) (2009) karya Yasmis, Sarekat Islam menjadi organisasi di Indonesia yang secara lantang menentang segala bentuk ketidakadilan pada sistem kolonialisme.
Sarekat Islam berdiri dengan beberapa tujuan, yaitu:
- Mengembangkan jiwa dagang dan kesejahteraan masyarakat pribumi
- Mengembangkan pendidikan dan pengajaran bagi masyarakat pribumi
- Memperbaiki citra Islam di kalangan masyarakat luas
- Membantu kesulitan yang dialami anggota dalam sektor ekonomi
- Mengembangkan eksistensi agama Islam di Indonesia
SI pecah dua
Seiring berjalannya waktu tujuan kegiatan Sarekat Islam pun makin meluas dan tak hanya memperjuangkan para pedagang pribumi saja.
Dalam waktu singkat, Sarekat Islam yang identik dengan gerakan nasionalis dengan latar belakang religius dan ekonomis ini secara cepat menyebar ke seluruh lapisan.
Sebagai organisasi penyalur aspirasi, gerakan ini dinantikan oleh masyarakat yang merasakan penindasan oleh pemerintah Belanda.
Namun pada Januari 1913, secara resmi Sarekat Islam mendeklarasikan bahwa mereka bukanlah organisasi politik.
Suasana politik waktu itu nyatanya juga berdampak pada organisasi ini.
Pengaruh komunis yang dibawa organisasi Indische Social Democratische Vereenihing (ISDV) di Semarang kemudian mencoba memasuki Sarekat Islam Semarang yang dipimpin Semaun.
Semaun yang tidak menyetujui dikirimnya perwakilan Sarekat ke Volksraad (Dewan Perwakilan Rakyat) menggunakan pengaruhnya dan menimbulkan perpecahan.
Terdapat dua kelompok yaitu SI Merah berhaluan kiri yang dipimpin oleh Semaun, dan SI Putih yang berhaluan kanan dipimpin oleh Tjokroaminoto.
Begitulah,awalnya pendirian Sarekat Dagang Islam bertujuan untuk menghimpun para pedagang pribumi agar dapat bersaing dengan pedagang dari Tiongkok.