Intisari-online.com - Pramuka atau Praja Muda Karana adalah gerakan kepanduan yang populer di Indonesia, bahkan dunia.
Lalu seperti apa sejarah kepramukaan di Indonesia dan Dunia?
Gerakan ini bertujuan untuk mengembangkan skill dan pembentukan karakter anggotanya melalui kegiatan menarik outdoor.
Pramuka di Indonesia dan dunia memiliki sejarah yang panjang dan menarik.
Berikut ini adalah ulasan singkat tentang sejarah kepramukaan di Indonesia dan dunia.
Sejarah Kepramukaan di Dunia
Sejarah kepramukaan di dunia dimulai pada tahun 1907, ketika seorang perwira militer Inggris bernama Robert Baden-Powell mengadakan perkemahan di Pulau Brownsea, Inggris.
Perkemahan ini diikuti oleh 20 anak laki-laki dari berbagai latar belakang sosial.
Baden-Powell mengajarkan mereka berbagai keterampilan seperti berburu, memasak, berlayar, dan pertolongan pertama.
Ia juga menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, kedisiplinan, dan persaudaraan.
Baden-Powell kemudian menulis buku berjudul Scouting for Boys, yang menjadi dasar dari gerakan kepramukaan.
Buku ini sangat populer dan menarik minat banyak anak muda untuk bergabung dengan gerakan ini.
Baca Juga: Inilah Sejarah Indonesia vs Jepang, 7 Perlawanan Pribumi Terhadap Kesewenang-wenanganan Dai Dippon
Gerakan kepramukaan pun menyebar ke berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, India, dan Afrika Selatan.
Pada tahun 1920, Baden-Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia, dan pada tahun 1928, ia mendirikan Organisasi Pandu Sedunia (World Organization of the Scout Movement).
Gerakan kepramukaan di dunia terus berkembang dan beradaptasi dengan zaman.
Saat ini, terdapat lebih dari 50 juta anggota pramuka di lebih dari 200 negara dan wilayah.
Gerakan ini juga memiliki berbagai cabang dan program, seperti pandu laut, pandu udara, pandu putri, dan rover.
Gerakan ini juga aktif dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, lingkungan, kesehatan, perdamaian, dan kemanusiaan.
Sejarah Kepramukaan di Indonesia
Sejarah kepramukaan di Indonesia dimulai pada tahun 1912, ketika pemerintah kolonial Belanda mendirikan organisasi kepanduan bernama Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung.
Organisasi ini hanya diperuntukkan bagi anak-anak Belanda dan Eropa.
Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat para tokoh nasional Indonesia untuk membentuk organisasi kepanduan sendiri.
Salah satu organisasi kepanduan pertama yang dibentuk oleh bangsa Indonesia adalah Javaansche Padvinder Organisatie (JPO), yang didirikan oleh Mangkunegara VII pada tahun 1916.
Organisasi ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan persatuan di kalangan anak-anak Jawa.
Selanjutnya, muncul berbagai organisasi kepanduan lain yang berbasis agama, suku, atau daerah, seperti Hizbul Wathan, Nationale Padvinderij, Syarikat Islam Afdeling Padvinderij, dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie.
Pada tahun 1928, dibentuklah Persaudaraan Antara Pandu Indonesia (PAPI), yang merupakan wadah bagi berbagai organisasi kepanduan di Indonesia.
PAPI kemudian melebur menjadi Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) pada tahun 1930.
KBI berperan aktif dalam mempersiapkan generasi muda Indonesia untuk berjuang melawan penjajah.
Banyak anggota KBI yang kemudian menjadi pejuang kemerdekaan, seperti Soekarno, Mohammad Hatta, dan Sutan Sjahrir.
Setelah Indonesia merdeka, gerakan kepanduan Indonesia mengalami pasang surut.
Pada tahun 1951, dibentuklah Gerakan Pramuka Indonesia (GPI), yang merupakan organisasi tunggal kepanduan di Indonesia.
Namun, GPI tidak bertahan lama karena adanya perbedaan pandangan dan kepentingan di antara anggotanya. Pada tahun 1961, Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden No. 238 Tahun 1961 tentang Pembentukan Gerakan Pramuka.
Keputusan ini menetapkan bahwa gerakan pramuka adalah satu-satunya organisasi kepanduan di Indonesia, dan menjadi bagian dari pendidikan nasional.
Gerakan pramuka Indonesia kemudian berkembang dengan pesat dan menjadi salah satu organisasi kepemudaan terbesar di Indonesia.
Gerakan ini memiliki empat tingkatan, yaitu siaga, penggalang, penegak, dan pandega.
Gerakan ini juga memiliki berbagai gugus depan, seperti sekolah, kampus, desa, dan perkotaan.
Gerakan ini juga terlibat dalam berbagai kegiatan, seperti upacara bendera, perkemahan, jambore, lomba, dan bakti sosial.
Itulah sejarah kepramukaan di Indonesia dan dunia.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda tentang gerakan pramuka.