Kuliner Melayu, Satu Rumpun Beda Rasa

Moh Habib Asyhad

Editor

Kuliner Melayu, Satu Rumpun Beda Rasa
Kuliner Melayu, Satu Rumpun Beda Rasa

Intisari-Online.com -Indonesia adalah surga kuliner. Kuliner Melayu adalah salah satunya. Soal kuliner Melayu, tak banyak yang menyadari, ada beragam unsur yang terkandung dalam semangkuk hidangan melayu.

Mahyudin Al Mudra dari Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu memberi contoh kue apam (di Jawa apem) yang memiliki peran sentral dalam keseharian masyarakat Melayu. Kue yang tersaji di bulan Ruwah ini penuh dengan guyuran juruh yang manis dan legit.

Ini bukan tanpa arti, kemanisan dan kelegitan tersebut melambangkan pembersihan dari sesuatu yang pahit untuk digantikan dengan yang manis-manis.

BKPBM mencatat, tak kurang dari sepuluh jenis kuliner Melayu: makanan pokok, lauk-pauk, sayur-sayuran, sop/soto, salad/acar, sambal, kue-kue, minuman, puding, dan penganan lain. Tidak jarang, beragam jenis itu dihidangkan dalam satu meja. Pedas menjadi satu ciri yang khas. Hal ini bisa dicoba di beberapa menu seperti gulai kepala ikan, rendang, kare, mi aceh, dan yang lain. Selain pedas, adalah gurih, berlemak, dengan kandungan santan yang sangat tinggi.

“Santan yang digunakan bisa mencapai 80% dari keseluruhan bumbu yang dipakai untuk satu menu. Sangat kental,” ujar Nana Loebis, pemilik restoran Melayu di bilangan Kuningan, Jakarta. Dari kadarnya itu, terlihat, kekentalan kuliner Melayu jauh lebih tinggi dibanding kuliner Jawa.

Bagi yang takut dengan ancaman kolesterol, ada opsi lain, yaitu susu rendah lemak. Kadar kekentalannya tentu saja tidak sebanding. Tapi jika masih ingin menggunakan santan, Nana memberi trik, kelapa bisa disangrai terlebih dahulu. Konon katanya, cara ini cukup ampuh untuk mengurangi kadar kolesterol pada santan sebagai salah satu bahan pokok kuliner Melayu.