Intisari-online.com - Celurit bukanlah senjata asli Madura, melainkan berasal dari abad ke-18 sebagai alat bercocok tanam yang kemudian diubah menjadi senjata.
Lalu, apa alasan senjata orang Madura berubah dari keris dan pedang menjadi celurit?
Celurit adalah senjata khas orang Madura yang berbentuk seperti sabit dan sering digunakan untuk carok.
Duelantara dua orang atau lebih yang disebabkan oleh rasa sakit hati, terhina, atau dendam. Biasanya karena perkara wanita, sengketa tanah, atau rebutan sumber daya alam.
Celurit juga memiliki makna dan nilai yang berkaitan dengan karakter dan kehormatan masyarakat Madura.
Berdasarkan buku Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia tahun 2018, celurit atau clurit atau are’ dalam bahasa Madura, tidak dikenal oleh orang Madura pada masa kerajaan Madura di bawah pemerintahan Prabu Cakraningrat (abad ke-12 M) dan Joko Tole (abad ke-14 M).
Senjata yang biasa digunakan pada saat peperangan atau duel satu lawan satu hanya berupa pedang, keris, atau tombak.
Pada masa penguasaan Panembahan Semolo, anak dari Bindara Saud, anak Sunan Kudus dari abad ke-17 M juga tidak ada istilah celurit dan budaya carok.
Munculnya celurit di Madura diperkirakan dimulai pada abad ke-18, yang terkait dengan kisah Sakera, seorang pengawas tebu keturunan Madura yang bekerja di pabrik tebu milik Belanda di Bangil, Pasuruan.
Sakera menggunakan celurit, yang sebenarnya adalah alat tajam untuk memotong tebu, sebagai senjata andalan melawan penjajah Belanda. Sakera dianggap sebagai pahlawan dan lambang perlawanan kaum petani Madura.
Pada zaman ini juga terjadi kerusuhan dan pembantaian yang melibatkan orang Madura, yang diduga dipicu oleh ketidakpuasan terhadap pemerintahan kolonial Belanda.
Celurit menjadi senjata yang mudah diperoleh dan digunakan oleh orang Madura untuk mengekspresikan kemarahan mereka. Celurit juga menjadi senjata yang efektif untuk menyerang lawan dengan cepat dan mematikan.
Makna dan Nilai Celurit
Celurit memiliki mata terbuat dari besi berbentuk melengkung mirip sabit sebagai ciri khasnya. Biasanya celurit disimpan dalam sarung terbuat dari kulit sapi atau kerbau yang tebal.
Sementara tangkainya terbuat dari kayu. Mata celurit memiliki ikatan yang melekat pada tangkai kayu serta menembus sampai ujung tangkai.
Celurit itu bentuknya bengkok, mirip dengan tulang rusuk manusia yang kurang. Untuk melengkapinya, maka diperlukan tulang rusuk pengganti yaitu dengan menyelipkan celurit di pinggang bagian kiri. Hal ini sebagai lambang untuk melengkapi kehormatan laki-laki agar tidak berkurang.
Celurit juga memiliki tujuh jenis, yang memiliki fungsi berbeda-beda, yaitu: