Ayah Maruarar Sirait: 'Seret' Megawati ke Politik Sampai Pernah Bikin Menangis

Ade S

Editor

Tokoh senior PDI Perjuangan Sabam Sirait. Artikel ini mengulas profil Sabam Sirait, ayah Maruarar Sirait, yang berjasa membawa Megawati ke politik dan membuatnya menangis saat wafat.
Tokoh senior PDI Perjuangan Sabam Sirait. Artikel ini mengulas profil Sabam Sirait, ayah Maruarar Sirait, yang berjasa membawa Megawati ke politik dan membuatnya menangis saat wafat.

Intisari-Online.com -Politikus PDI-P Maruarar Sirait baru saja mengundurkan diri dari partainya.

Namun, tahukah Anda bahwa ayahnya adalah seorang tokoh politik yang sangat berpengaruh?

Ya, dia adalah Sabam Sirait, ayah Maruarar Sirait, yang merupakan pendiri dan deklarator PDI Perjuangan.

Sabam Sirait adalah orang yang mengajak Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDI-P, untuk terjun ke dunia politik.

Sabam Sirait juga adalah orang yang membuat Megawati menangis saat dia meninggal dunia.

Siapakah sebenarnya Sabam Sirait? Berikut ini profil lengkapnya.

Pengunduran Diri Maruarar Sirait

Setelah berkunjung ke kantor DPP PDI-P pada Senin (15/1/2024) malam, Maruarar Sirait mengumumkan keputusannya untuk meninggalkan partai tersebut.

Ia mengatakan bahwa ia telah berdoa dan berdiskusi dengan orang-orang terdekatnya sebelum memutuskan untuk berpisah dengan PDI Perjuangan.

Maruarar juga menyampaikan bahwa ia telah bertemu dengan beberapa petinggi partai, yaitu Utut Adianto selaku Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P dan Rudianto Tjen selaku Wakil Bendahara Umum PDI-P.

"Saya sudah ketemu dengan Bapak Utut Adianto Wakil Sekjen. Dan juga Bapak Rudianto Tjen. Saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Mega, Pak Hasto dan jajaran partai karena selama ini sudah mengizinkan saya berbakti melalui PDI Perjuangan," tutur Maruarar, seperti dilansir dari Kompas.com.

Baca Juga: Walau Dari Rahim Berbeda, Begini Kedekatan Kartika Sari Dewi Dengan Darah Daging Bung Karno Dari Fatmawai

Salah satu alasan yang mendorong Maruarar untuk keluar dari PDI-P adalah keinginannya untuk mengikuti jejak politik Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ayah Maruarar Sirait

Setelah kabar tentang pengunduran diri Maruarar Sirait mencuat, pencarian dengan kata kunci "ayah Maruarar Sirait" meningkat di mesin pencarian Google.

Memang siapa sebenarnya ayah Maruarar Sirait? Ternyata dia adalah Sabam Sirait, seorang politikus senior yang sangat dihormati.

Inilah profil singkat Sabam Sirait yang meninggal dunia pada Rabu (29/9/2021) pukul 22.37 WIB, di RS Siloam Karawaci, Tangerang, Banten.

Pada 13 Oktober 1936, Sabam Gunung Pinangian Sirait dilahirkan di Pulau Simardan, Tanjungbalai, Sumatera Utara.

Dari pernikahannya, Sabam memiliki seorang putra yang juga menjadi politisi PDI-P, yaitu Maruarar Sirait. Selain itu, Sabam juga menjadi mertua dari Putra Nababan, yang juga anggota PDI-P.

Sebelum masuk ke dunia politik, Sabam bekerja di bidang administrasi. Dia pernah menjadi pegawai di SMA Persatuan Sekolah Kristen Djakarta (PSKD) pada 1957-1958 dan di Lembaga Administrasi Negara (LAN) di Jakarta pada 1958–1960.

Karier politik Sabam dimulai dari Partai Kristen Indonesia (Parkindo), di mana dia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Parkindo periode 1967-1973.

Ketika Orde Baru menggabungkan partai politik menjadi tiga, Sabam ikut andil dalam pembentukan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan meneken deklarasi pembentukan PDI pada 10 Januari 1973.

Sabam pernah menjadi Sekjen PDI selama tiga periode berturut-turut, yaitu periode 1973-1976, periode 1976-1981, dan periode 1981-1986.

Baca Juga: Saat Gibran Rakabuming Dan Kaesang Pangarep Sungkem Kepada Megawati Pada Pengundian Nomor Urut Capres-cawapres

Sabam Sirait juga berperan dalam pendirian Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) pada September 1998 dan menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Pusat PDIP pada 1998-2008.

Sabam mendapatkan penghargaan Bintang Mahaputera atas jasanya di dunia politik.

Sabam memiliki pengalaman yang panjang di Parlemen.

Sabam pernah menjadi Anggota DPR Gotong Royong (DPR-GR) periode 1967-1973, Anggota DPR RI periode 1973-1982, Anggota DPR RI periode 1992-2009 dan Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) periode 2019-2024.

Sabam dilantik menjadi anggota DPD RI pada 15 Januari 2018 menggantikan anggota DPD asal

Sabam juga pernah menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia (DPA-RI) periode 1983-1993.

'Seret' Megawati ke Politik dan Pernah Bikin Menangis

Dalam suatu kesempatan, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, melalui Hasto Kristiyanto, mengakui bahwa Sabam adalah figur yang membujuk Megawati terjun ke dunia politik.

“Pak Sabam yang membujuk terus,” ujar Hasto meniru ucapan Megawati, pada saat merayakan ulang tahun Sabam Sirait yang ke-80 pada Sabtu (15/10/2016).

Hasto juga menyebutkan bahwa Megawati masih ingat momen ketika dia akhirnya setuju untuk ikut politik karena bujukan Sabam.

“Setelah beberapa kali dibujuk, bujukan terakhir di salah satu airport di Jakarta dan akhirnya mau,” kata Megawati menurut Hasto.

Baca Juga: Akhirnya Megawati Buka Suara, Mengaku Mulai Mencium Kecurangan Pemilu

Hasto menambahkan, Sabam Sirait merupakan sosok penting dalam sejarah PDI-P.

“Bukan hanya sebagai sekjen terlama, tapi meyakinkan kami di tengah arus pragmatisme politik sekarang, bahwa politik itu suci,” tutur Hasto.

Maka, tak aneh rasanya jika Megawati sampai menangis saat Sabam Sirait wafat.

Momen tersebut terekam saat Megawati memimpin doa untuk mendiang Sabam Sirait, Rabu (29/9/2021)

Sambil menitikan air mata, Megawati mengajak seluruh kader memanjatkan doa kepada senior partai yang telah berpulang.

Sabam adalah orang yang mendirikan dan menandatangani deklarasi PDI Perjuangan, yang sebelumnya masih bernama PDI.

“Bapak Sabam Sirait adalah deklarator partai yang tersisa dan kini juga telah pergi meninggalkan kita semua. Kami merasa sangat sedih dan mengucapkan belasungkawa yang dalam kepada seluruh stakeholder partai,” ujar Megawati Soekarnoputri, secara virtual.

Demikianlah profil dariSabam Sirait, ayah Maruarar Sirait. Semoga menambah wawasan Anda.

Baca Juga: PDI Perjuangan Mengaku Telah Memberi Privilese Kepada Jokowi Tapi Kini Merasa Ditinggalkan

Artikel Terkait