Berikut Manfaat SIG Terkait Dengan Potensi Bencana, dan Contohnya!

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Penulis

Ilustrasi - Manfaat SIG terkait dengan potensi bencana, berikan contohnya!
Ilustrasi - Manfaat SIG terkait dengan potensi bencana, berikan contohnya!

Intisari-online.com - Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem yang dapat digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan data yang memiliki referensi spasial atau ruang.

Nah, berikut ini adalahmanfaat SIG terkait dengan potensi bencana, berikan contohnya!

SIG sangat berguna dalam berbagai bidang, salah satunya adalah dalam analisis potensi bencana.

Indonesia merupakan negara yang rawan bencana, baik bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia.

Oleh karena itu, pemanfaatan SIG dalam mitigasi bencana sangat penting untuk mengurangi resiko dan dampak bencana.

Manfaat SIG terkait dengan potensi bencana

Berikut ini adalah beberapa manfaat SIG terkait dengan potensi bencana:

- Pemetaan daerah rawan bencana. Dengan menggunakan SIG, kita bisa memetakan daerah yang memiliki potensi bencana, seperti gempa, tsunami, gunung berapi, banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, dan lain-lain.

Pemetaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan analisis overlay, yaitu menggabungkan data spasial dan data atribut dari berbagai sumber, seperti peta topografi, peta geologi, peta seismik, peta hidrologi, peta vegetasi, peta penduduk, dan lain-lain.

Dengan demikian, kita bisa mengetahui lokasi, luas, dan tingkat kerawanan bencana di suatu wilayah.

- Pencegahan terjadinya bencana alam pada masa datang. Dengan menggunakan SIG, kita bisa melakukan prediksi dan simulasi terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam di masa depan.

Baca Juga: Nostradamus Meramalkan Akan Ada Bencana Besar Di Tahun 2024, Siapa Sebenarnya Peramal Kontroversial Ini?

Misalnya, kita bisa memprediksi ketinggian air pada bencana banjir dengan menggunakan model hidrologi dan data curah hujan.

Kita juga bisa memprediksi tingkat kekeringan dengan menggunakan data iklim dan data tanah.

Kita juga bisa memprediksi letusan gunung berapi dengan menggunakan data sejarah letusan dan data geofisika.

Dengan demikian, kita bisa mengambil langkah-langkah antisipasi dan kesiapsiagaan bencana, seperti membuat rencana evakuasi, rencana kontinjensi, rencana mitigasi, dan lain-lain.

- Pemetaan sebaran kerusakan akibat bencana. Dengan menggunakan SIG, kita bisa melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap dampak bencana yang terjadi.

Misalnya, kita bisa memetakan sebaran kerusakan infrastruktur, fasilitas sosial, lingkungan, dan ekonomi akibat bencana. Kita juga bisa memetakan sebaran korban jiwa dan materi akibat bencana.

Kita juga bisa memetakan sebaran bantuan dan sumber daya yang tersedia untuk penanganan bencana. Dengan demikian, kita bisa mengoptimalkan proses penanggulangan bencana, seperti penyelamatan, pencarian, pertolongan, pemulihan, dan rehabilitasi.

- Penyusunan rencana-rencana pembangunan kembali daerah bencana. Dengan menggunakan SIG, kita bisa melakukan perencanaan dan pengembangan kembali daerah yang terkena bencana.

Misalnya, kita bisa menentukan lokasi yang aman dan sesuai untuk pembangunan kembali pemukiman, infrastruktur, fasilitas sosial, dan lain-lain.

Kita juga bisa menentukan prioritas dan alokasi anggaran untuk pembangunan kembali daerah bencana.

Kita juga bisa menentukan strategi dan kebijakan untuk pembangunan kembali daerah bencana yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Dengan demikian, kita bisa meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan masyarakat di daerah bencana.

Baca Juga: Apa Solusi Untuk Mengatasi Bencana yang Terkait Dengan Air!

Contoh pemanfaatan SIG terkait dengan potensi bencana

Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan SIG terkait dengan potensi bencana di Indonesia:

- Pemetaan daerah rawan gempa dan tsunami. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggunakan SIG untuk memetakan daerah rawan gempa dan tsunami di Indonesia.

BMKG menggabungkan data spasial dan data atribut dari berbagai sumber, seperti peta lempeng tektonik, peta seismisitas, peta ketinggian, peta garis pantai, peta penduduk, dan lain-lain.

Dengan demikian, BMKG bisa menghasilkan peta zonasi gempa dan peta potensi tsunami di Indonesia.

Peta-peta ini dapat digunakan sebagai acuan untuk perencanaan tata ruang, peraturan bangunan, sistem peringatan dini, dan lain-lain.

- Prediksi ketinggian banjir. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Pusair) menggunakan SIG untuk memprediksi ketinggian banjir di beberapa daerah di Indonesia.

Pusair menggunakan model hidrologi dan data curah hujan untuk menghitung debit air dan ketinggian muka air di sungai-sungai.

Pusair juga menggunakan data spasial dan data atribut dari berbagai sumber, seperti peta topografi, peta penggunaan lahan, peta infrastruktur, peta penduduk, dan lain-lain.

Dengan demikian, Pusair bisa menghasilkan peta prediksi ketinggian banjir di daerah-daerah tertentu.

Peta-peta ini dapat digunakan sebagai acuan untuk peringatan dini, evakuasi, penanganan darurat, dan lain-lain.

- Pemetaan sebaran kerusakan akibat letusan Gunung Merapi. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggunakan SIG untuk memetakan sebaran kerusakan akibat letusan Gunung Merapi pada tahun 2010.

Baca Juga: Dari Lantai 2 Rumahnya, Cut Putri Merekam Detik-detik Gelombang Tsunami 30 Meter Menggulung Aceh Pada 2004 Lalu

BNPB menggunakan data spasial dan data atribut dari berbagai sumber, seperti citra satelit, peta sebaran abu vulkanik, peta sebaran lahar, peta sebaran aliran piroklastik, peta infrastruktur, peta fasilitas sosial, peta penduduk, dan lain-lain.

Dengan demikian, BNPB bisa menghasilkan peta sebaran kerusakan akibat letusan Gunung Merapi di daerah-daerah terdampak.

Peta-peta ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penanggulangan bencana, seperti penyelamatan, pencarian, pertolongan, pemulihan, dan rehabilitasi.

- Penyusunan rencana pembangunan kembali Aceh pasca tsunami. Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) menggunakan SIG untuk menyusun rencana pembangunan kembali Aceh pasca tsunami pada tahun 2004.

BRR menggunakan data spasial dan data atribut dari berbagai sumber, seperti peta sebaran kerusakan, peta sebaran korban, peta sebaran bantuan, peta sebaran sumber daya, peta ketinggian, peta garis pantai, peta penggunaan lahan, peta infrastruktur, peta fasilitas sosial, peta penduduk, dan lain-lain.

Dengan demikian, BRR bisa menghasilkan rencana pembangunan kembali Aceh yang aman, sesuai, dan berkelanjutan.

Rencana-rencana ini dapat digunakan sebagai acuan untuk pembangunan kembali pemukiman, infrastruktur, fasilitas sosial, dan lain-lain.

Demikian artikel yang saya buat dengan judul Jelaskan manfaat SIG terkait dengan potensi bencana, berikan contohnya.

Artikel Terkait