Selain Nyi Roro Kidul, Ini Sosok 4 Penguasa Laut Selatan dalam Kisah Mitologi Jawa

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Penguasa laut selatan selain Nyi Roro Kidul,
Ilustrasi - Penguasa laut selatan selain Nyi Roro Kidul,

Intisari-online.com - Pantai Selatan Jawa memiliki pesona yang luar biasa.

Selain keindahan alamnya, pantai ini juga menyimpan berbagai mitos dan legenda yang menarik.

Salah satu yang paling terkenal adalah Nyi Roro Kidul, sang ratu laut yang dipercaya sebagai pelindung dan pemberi berkah bagi masyarakat Jawa.

Namun, tahukah Anda bahwa Nyi Roro Kidul tidak sendirian dalam menguasai Laut Selatan?

Dalam kisah mitologi Jawa, terdapat beberapa sosok lain yang juga dianggap sebagai penguasa laut yang memiliki kekuatan dan kharisma tersendiri.

Siapa saja mereka? Berikut ini adalah ulasannya.

1. Dewi Nawangwulan

Dewi Nawangwulan adalah salah satu dari tujuh bidadari yang turun ke bumi untuk mandi di telaga.

Ia bertemu dengan Jaka Tarub, seorang pemuda yang jatuh cinta padanya dan mencuri pakaiannya.

Tanpa pakaiannya, Nawangwulan tidak bisa kembali ke kahyangan dan akhirnya menikah dengan Jaka Tarub.

Setelah melahirkan seorang anak, Nawangwulan menemukan pakaiannya yang disembunyikan oleh suaminya dan kembali ke kahyangan.

Namun, ia ditolak oleh para dewa karena dianggap telah tercemar oleh dunia manusia.

Ia kemudian diberi tugas untuk mengabdi kepada penguasa laut selatan, Nyi Roro Kidul, dengan gelar Nyai Riya Kidul.

Baca Juga: Kisah Ratu Kalinyamat, Penguasa Pesisir Utara Dengan Armada Laut Besar yang Melawan Portugis

2. Ratu Pagedongan

Ratu Pagedongan adalah putri dari Prabu Pagedongan, raja dari Kerajaan Pagedongan yang terletak di sebelah selatan Gunung Merapi.

Ia sangat cantik dan bijaksana, sehingga banyak raja yang ingin mempersuntingnya.

Namun, ia menolak semua lamaran karena ia sudah memiliki kekasih hati, yaitu Raden Brawijaya, putra dari Prabu Brawijaya, raja dari Kerajaan Majapahit.

Sayangnya, cinta mereka tidak direstui oleh ayah Raden Brawijaya, yang menginginkan putranya menikah dengan putri dari Kerajaan Blambangan.

Prabu Brawijaya pun mengirim pasukan untuk menyerang Kerajaan Pagedongan dan membunuh Prabu Pagedongan.

Ratu Pagedongan yang sedih dan marah kemudian mengutuk dirinya sendiri menjadi penguasa laut selatan dengan nama Ni Mas Ratu Anginangin.

3. Nyi Blorong

Nyi Blorong adalah putri dari Batara Guru, raja dari para dewa, dan Dewi Uma, dewi dari gunung. Ia memiliki wajah yang cantik dan tubuh yang berbentuk ular.

Ia sangat pandai dalam ilmu gaib dan sering membantu manusia yang membutuhkan bantuan. Namun, ia juga memiliki sifat yang angkuh dan suka menggoda para lelaki.

Salah satu kisah yang terkenal tentang Nyi Blorong adalah ketika ia jatuh cinta pada Ki Ageng Sela, seorang ulama yang sakti dan saleh.

Nyi Blorong mencoba untuk menggoda Ki Ageng Sela dengan berbagai cara, namun selalu gagal karena Ki Ageng Sela tidak tertarik pada hal-hal duniawi.

Nyi Blorong pun merasa tersinggung dan marah, lalu mengirimkan bencana dan penyakit ke desa Ki Ageng Sela.

Namun, dengan bantuan Allah, Ki Ageng Sela berhasil mengusir Nyi Blorong dan menyelamatkan desanya.

Baca Juga: Siapa Sosok Roro Jonggang, Rahasia di Balik Sejarah Candi Prambanan

4. Nyi Roro Kidul

Nyi Roro Kidul adalah sosok yang paling terkenal dan dihormati sebagai penguasa laut selatan.

Ada banyak versi tentang asal-usulnya, namun salah satu yang paling populer adalah bahwa ia adalah putri dari Prabu Munding Wangi, raja dari Kerajaan Kediri.

Ia bernama asli Kadita dan sangat cantik dan cerdas.

Namun, suatu hari ia terserang penyakit kulit yang membuat tubuhnya menjadi jelek dan bau.

Ia pun diusir dari istana oleh ayahnya dan dibuang ke laut.

Di sana, ia bertemu dengan Dewa Baruna, dewa laut, yang menyembuhkan penyakitnya dan menjadikannya sebagai ratu laut selatan.

Ia kemudian mengganti namanya menjadi Nyi Roro Kidul dan membangun sebuah kerajaan bawah laut yang megah dan indah.

Itulah sosok 4 penguasa laut selatan dalam kisah mitologi Jawa.

Mereka memiliki kisah dan karakter yang berbeda-beda, namun sama-sama memiliki pengaruh yang besar bagi masyarakat Jawa.

Bagaimana, apakah Anda tertarik untuk mengenal mereka lebih jauh?

Artikel Terkait