4. Tempat ziarah tidak dibuat oleh gerejawan melainkan wanita romawi
"Saya terpesona mengetahui Betlehem dibuat tempat ziarah Kristen bukan oleh gerejawan, tapi oleh wanita Romawi. Dia adalah Santa Helena dengan warisan arsitekturalnya," kata Blincoe.
Santa Helena yang merupakan ibu Kaisar Konstantin, menjadi wanita kaya raya dan seorang perempuan Kristen yang sangat berpengaruh.
Wanita Romawi yang kaya raya, pada zaman dulu tidak bisa menggunakan kekuatannya untuk politik.
Sehingga banyak dari mereka memilih menyebarkan agama.
Santa Helena termasuk dari wanita itu.
Saat dia berkuasa, dia melakukan peziarahan melalui Turki dan Timur Tengah sampai tiba di Yerusalen dan Betlehem.
Dalam perjalanan itu, dia pun membangun gereja.
Gereja yang dibangun di Betlehem berbeda dari yang lain.
Saat dia melihat gua kecil dengan palungan keramik yang dipercaya sebagai tempat lahirnya Kristus dan sudah dikunjungi oleh orang-orang sejak dua abad sebelum kedatangannya, dia kemudian membangun gereja.
Dia menggali gua, membuka bagian atasnya, memasang atap, dan membangun bangunan bulat dengan balkon.
Dengan dibangunnya gereja ini oleh Helena, secara tidak langsung Helena telah menempatkan Betleham sebagai pusat sejarah di dalam peta.
Sayangnya, bangunan itu kini sudah tidak ada karena pembakaran yang dilakukan orang Samaria karena pemberontakan.
Meski sudah tidak ada gerejanya, gua itu masih ada hingga kini, walau bentuknya sudah berubah.
6. Rumah bagi para pengungsi
Sejarah yang tersimpan di dalam Betlehem tidak hanya itu.
Bahkan Blincoe mengatakan bahwa sepanjang sejarah, Betlehem selalu menyimpan kejutan.
Salah satunya, kota ini sudah dijadikan rumah bagi pengungsi sejak awal abad 20.
Orang-orang Armenia dan Suriah yang melarikan diri dari bencana yang datang karena kelahiran negara Turki pindah ke Betlehem.
Sekitar tahun 1948, orang-orang Palestina yang melarikan diri dari serangan Israel pun memilih Betlehem.
Tidak heran jika Blincoe menyebut Betlehem sebagai kota penyambut peziarah dan pedagang, dan kota yang ramah untuk pengungsi.
"Setiap gelombang telah mengubah Betlehem, tapi kota ini tetap bertahan. Saat ini di Betlehem ada orang Israel dan Palestina dengan jumlah yang sama, dan orang-orang Palestina tidak akan pernah pergi," tutupnya.
Itulah penjelasan singkat tentang Betlehem yang menjadi tonggak sejarah kelahiran Yesus Kristus.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR