Intisari-online.com - Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman budaya, bahasa, dan suku bangsa.
Di antara berbagai suku yang ada di Indonesia, ada satu suku yang masih menyimpan misteri dan legenda, yaitu suku Wong Alas Carang.
Suku ini konon mendiami hutan-hutan belantara di wilayah Purbalingga, Jawa Tengah, terutama di sepanjang koridor pegunungan sebelah utara yang membentang dari Desa Gunung Wuled hingga Desa Watukumpul.
Suku Wong Alas Carang atau juga dikenal sebagai Suku Pijajaran atau Suku Carang Lembayung ini diyakini berasal dari bangsawan Kerajaan Pajajaran yang bernama Raden Mundingwangi.
Menurut cerita turun temurun, Raden Mundingwangi bersama rombongannya melakukan semedi di Pegunungan Ardi Lawet.
Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan Syekh Atas Angin, seorang penyebar agama Islam yang terkenal.
Terjadilah pertarungan sengit antara keduanya, yang akhirnya dimenangkan oleh Syekh Atas Angin.
Raden Mundingwangi pun memeluk agama Islam dan berganti nama menjadi Syekh Jambu Karang.
Namun, tidak semua pengikut Raden Mundingwangi mengikuti jejaknya.
Ada sebagian yang tetap mempertahankan keyakinan lama dan mengasingkan diri ke hutan belantara.
Mereka inilah yang menjadi cikal bakal suku Wong Alas Carang.
Baca Juga: Menguak TabirLiang Bua, Situs Arkeologi Penting Dunia yang Menyimpan Misteri Kaum Hobbit
Konon, mereka masih mengamalkan ilmu gaib yang dulunya diajarkan oleh Raden Mundingwangi.
Ilmu ini bisa mereka gunakan untuk mengutuk seisi desa atau meneror manusia jika merasa terganggu.
Suku Wong Alas Carang juga memiliki perbedaan fisik dengan manusia pada umumnya.
Mereka dikatakan tidak memiliki tumit kaki, berjalan jinjit, berpostur bungkuk, memiliki cakar panjang, dan bisa berubah menjadi macan.
Mereka juga disebut-sebut sebagai manusia kerdil yang tingginya hanya sekitar 80 cm.
Penampilan mereka menyeramkan dan membuat orang yang melihatnya ketakutan.
Keberadaan suku Wong Alas Carang masih menjadi misteri hingga kini.
Banyak yang menganggap mereka sebagai mitos atau khayalan belaka.
Namun, ada juga yang mengklaim pernah melihat atau bertemu dengan mereka.
Salah satunya adalah pada tahun 2000, ketika empat orang dari suku Wong Alas Carang turun ke Desa Tundagan, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang.
Mereka datang untuk menjual kain putih atau mori, yang diduga sebagai kain kafan dari jasad manusia yang mereka makan.
Baca Juga: Raymond Westerling, Sosok Paling Dibenci dalam Sejarah Indonesia karena Kekejamannya
Mereka juga sempat dikerumuni oleh warga dan anak-anak yang penasaran dengan penampilan mereka.
Suku Wong Alas Carang adalah salah satu fenomena yang menarik untuk ditelusuri lebih lanjut.
Apakah mereka benar-benar ada atau hanya sebuah legenda yang dipercaya oleh masyarakat sekitar?
Apakah mereka masih hidup di dalam hutan atau sudah punah?
Apakah mereka memiliki hubungan dengan suku pedalaman lainnya di Indonesia, seperti suku Baduy, suku Anak Dalam, atau suku Mante?
Pertanyaan-pertanyaan ini masih menunggu jawaban yang pasti dari para peneliti dan penjelajah.