Intisari-Online.com -Seorang sejarawan harus punya kemampuan penafsiran--baik penasfiran terhadap peristiwa atau penafsiran terhadap sumber atau data sejarah.
Kemampuan ini digunakan untuk merasuk dalam sebuah peristiwa sejarah yang dikenal sebagai historical mindedness.
Pertanyaannya, seorang sejarawan melakukan penafsiran atas data sejarah, hal ini dilakukan pada tahap apa?
Untuk menjawab itu, tentu pertama-tama kita harus tahu tahapan penelitian sejarah.
Berikut langkah-langkah metode penelitian sejarah:
Menentukan tema
Menurut buku Metodologi Penelitian Sejarah (2021) oleh Sumargono, menentukan tema di awal penelitian bertujuan untuk memperkecil ruang gerak penelitian, agar fokus.
Dalam menentukan tema, pengkaji harus memiliki perkara yang akan dikaji.
Untuk memudahkan penelitian, tentukan tema yang akan dikembangkan, maka penting untuk menentukan jangkauan yang dapat dilakukan sehubungan dengan penelitian.
Beberapa kategori tema sejarah, yaitu:
- Sejarah nasional
- Sejarah lokal
- Sejarah sosial
- Sejarah politik
- Sejarah kota
- Sejarah pedesaan
- Sejarah keluarga
- Sejarah perekonomian
- Sejarah perempuan
- Dll
Heuristik
Heuristik adalah proses pencarian atau pengumpulan sumber-sumber yang akan digunakan untuk merekonstruksi sejarah.
Heuristik menjadi langkah penting dalam melakukan rekonstruksi sejarah.
Karena dengan ini seseorang mampu merekonstruksi masa lampau dan menuliskannya dalam bentuk historiografi.
Sumber sejarah merupakan bahan-bahan mentah sejarah yang mencakup segala macam kenyataan atau jejak.
Cara memperoleh sumber sejarah bisa didapat dari perpustakaan, kantor arsip, museum, studi lapangan, dan wawancara.
Beberapa bentuk sejarah, yaitu:
Sumber berdasarkan bentuknya
Berdasarkan bentuknya, sumber sejarah terbagi menjadi:
- Sumber berupa benda atau artefak
- Sumber lisan
- Sumber tertulis
Sumber berdasarkan asalnya
Sumber berdasarkan asalnya, sebagai berikut:
- Sumber primer, sumber yang secara logis didapat dari orang pertama, peneliti, atau seseorang saksi.
- Sumber sekunder, kesaksian dari siapa pun yang bukan merupakan saksi mata.
- Sumber tersier, keterangan-keterangan, tulisan, atau dokumen yang didapat bukan lagi dari tangan pertama.
Verifikasi atau kritik sumber
Tahap yang tak kalah penting adalah tahap verifikasi.
Pada tahap inilah seorang sejarawah diharuskan untuk meneliti sejauh mana keabsahan sebuah sumber.
Termasuk melakukanpenafsiran atas data sejarah.
Hal ini dilakukan pada tahap verifikasi atau kritik.
Dalam melakukan kritik sumber, terdapat dua hal penting yang harus dilakukan, yaitu:
Kritik eksternal
Kritik eksternal adalah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah.
Kritik eksternal menjadi langkah-langkah untuk menguji dan meneliti sumber-sumber sejarah yang didapat apakah autentik, utuh, atau sudah banyak perubahan.
Kritik internal
Kritik terhadap kredibilitas sumber.
Peneliti harus menguji isi sumber, baik secara tulisan atau benda.
Interpretasi atau penafsiran
Penafsiran sumber-sumber sejarah yang sudah dikumpulkan dan melalui uji kritik sejarah.
Dari sumber tersebut disusun fakta-fakta yang menghasilkan suatu kronologi sehingga menjadi kisah sejarah.
Fakta yang dimaksud yaitu unsur yang dijabarkan secara langsung dan tidak langsung dari dokumen atau data sejarah setelah diuji kredibilitasnya sesuai kaidah sejarah.
Fakta sejarah memiliki dua unsur pendukung, sebagai berikut:
Fakta mental
Fakta mental adalah kondisi yang menggambarkan pikiran, pandangan hidup, pendidikan, status sosial, perasaan, dan sikap yang mendasari penciptaan suatu benda.
Fakta sosial
Fakta sosial yaitu kondisi yang menggambarkan keadaan sosial yang berkembang pada zaman tertentu.
Fakta sosial di antaranya adalah suasana zaman, sistem kemasyarakatan, dan struktur sosial.
Historiografi atau penulisan
Hal yang paling penting dalam penulisan sejarah adalah aspek kronologi.
Kronologi menjadi kunci dari penulisan sejarah. Untuk memudahkan penelitian, pengelompokan paling muda yaitu dengan melihat kesamaan waktu atau periode dan pokok permasalahan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam historiografi, yakni: Konsistensi penggunaan tanda baca, penggunaan istilah, dan rujukan sumber.
Bahasa dan format tulisan yang digunakan harus sesuai tata bahasa.
Istilah dan kata tertentu digunakan sesuai konteks permasalahannya.
Jadi untuk menjawab pertanyaan di atas:
Seorang sejarawan melakukan penafsiran atas data sejarah, hal ini dilakukan pada tahap apa verifikasi atau kritik sumber