Intisari-Online.com -Gunung Marapi adalah salah satu gunung berapi aktif di Sumatera Barat yang memiliki pesona alam yang menarik.
Banyak pendaki yang tertantang untuk menaklukkan puncaknya yang setinggi 2.891 meter di atas permukaan laut.
Namun, di balik keindahan dan tantangan itu, ada juga sejarah Tugu Abel Tasman di Gunung Marapi yang punya kenangan pilu.
Siapa sebenarnya Abel Tasman dan bagaimana kisahnya? Bagaimana pula proses pembangunan tugu tersebut? Dan apa makna tugu tersebut bagi para pendaki yang berkunjung ke Gunung Marapi?
Mari kita simak ulasan lengkapnya di artikel ini.
Awal Mula
Melansir aceh.tribunnews.com, seorang mahasiswi Politeknik Negeri Padang bernama Yashir Amri menjadi korban meninggal dunia akibat erupsi Gunung Marapi.
Sebelumnya, video yang memperlihatkan Yashir Amri meminta tolong sambil menangis sempat viral di media sosial. Namun sayang, sebelum tim penyelamat tiba, ia sudah tidak bernafas lagi.
Jenazahnya ditemukan di dekat Tugu Abel Tasman, sebuah monumen yang berdiri di puncak Gunung Marapi.
Atas kejadian ini, banyak warganet yang turut berduka cita dan mendoakan almarhumah.
Baca Juga: Sudah Berstatus Waspada Sejak 2011, Begini Sejarah Letusan Gunung Marapi Di Sumatera Barat
Selain itu, banyak juga yang penasaran tentang Tugu Abel Tasman, tempat dimana Yashir Amri ditemukan. Apa sebenarnya kisah di balik tugu tersebut?
Sejarah Tugu Abel
Menurut Tribun Padang, Tugu Abel Tasman adalah sebuah tugu peringatan yang dibangun untuk mengenang korban letusan Gunung Marapi pada tahun 1992.
Nama tugu tersebut diambil dari nama seorang pendaki asal Belanda yang tewas saat gunung meletus.
Abel Tasman adalah seorang pendaki berpengalaman yang telah mendaki Gunung Marapi sebanyak 13 kali.
Pada tanggal 5 Juli 1992, ia bersama beberapa rekannya mencapai puncak gunung sekitar pukul 09.15 WIB.
Namun, tak lama kemudian, gunung meletus dengan dahsyat dan mengeluarkan awan panas, debu, dan material vulkanik.
Abel Tasman terkena batu seukuran bola kaki di samping kepalanya dan langsung jatuh pingsan.
Rekannya yang selamat berusaha menolongnya, namun situasi tidak memungkinkan untuk melakukan evakuasi.
Mereka terpaksa meninggalkan Abel Tasman di puncak gunung dan turun untuk mencari bantuan.
Keesokan harinya, Tim Sar dan relawan berhasil mencapai lokasi Abel Tasman dan mengevakuasinya.
Namun, dokter yang mengecek kondisinya menyatakan bahwa ia sudah meninggal dunia. Jenazahnya kemudian dibawa ke Padang dan dikremasi sesuai dengan kepercayaannya.
Untuk menghormati jasa dan semangat Abel Tasman, para pendaki yang selamat dan beberapa komunitas pendaki lainnya membangun sebuah tugu di tempat dimana ia ditemukan.
Pembangunan tugu dilakukan pada tanggal 5 Juli 1994, tepat dua tahun setelah peristiwa itu.
Diperkirakan ada sekitar seratus lebih pendaki yang terlibat dalam pembangunan tugu. Mereka berasal dari berbagai daerah, namun mayoritas dari Padang.
Tugu tersebut dipasang sedikit miring menghadap ke Top Merpati, sebagai simbol bahwa Abel Tasman sedang melihat ke arah puncak gunung saat ia meninggal.
Tugu tersebut juga berfungsi sebagai penanda jalur untuk naik dan turun dari dan ke cadas.
Demikianlah sejarah Tugu Abel Tasman di Gunung Marapi yang punya kenangan pilu. Semoga artikel ini bermanfaat dan memberikan informasi yang berguna bagi Anda.
Baca Juga: Namanya Mirip, Inilah Perbedaan Antara Gurung Merapi Di Jawa Dan Gunung Marapi Di Sumatera Barat