Mengungkap Pengaruh Kejayaan Kerajaan Pajajaran terhadap Budaya Sunda

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Prasasti Batutulis menjadi salah satu peninggalan Kerajaan Pajajaran. Kerajaan ini hancur setelah mendapat serangan dari Kesultanan Demak.
Prasasti Batutulis menjadi salah satu peninggalan Kerajaan Pajajaran. Kerajaan ini hancur setelah mendapat serangan dari Kesultanan Demak.

Intisari-online.com - Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan Hindu-Buddha yang berpusat di Pakuan (Bogor sekarang).

Wilayahnya meliputi wilayah yang sekarang menjadi Provinsi Banten, Jakarta, Jawa Barat, dan sebagian Jawa Tengah.

Kerajaan ini berdiri pada tahun 923 M dan runtuh pada tahun 1597 M setelah diserang oleh Kesultanan Banten.

Pada masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi (1482-1521 M), kerajaan ini berhasil mencapai puncak keemasannya.

Kerajaan Pajajaran memiliki pengaruh yang besar terhadap budaya Sunda, yaitu budaya yang tumbuh dan hidup dalam masyarakat Sunda.

Budaya Sunda dikenal dengan budaya yang sangat menjunjung tinggi sopan santun.

Pada umumnya karakter masyarakat Sunda adalah periang, ramah-tamah (soméah, seperti dalam falsafah soméah hadé ka sémah), murah senyum, lemah-lembut, dan sangat menghormati orang tua.

Pengaruh kejayaan Kerajaan Pajajaran terhadap budaya Sunda dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain:

- Aspek etos dan watak. Kerajaan Pajajaran mengajarkan etos dan watak yang ideal bagi masyarakat Sunda, yaitu cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), singer (mawas diri), dan pinter (cerdas).

Etos dan watak ini menjadi pedoman hidup bagi masyarakat Sunda untuk mencapai keutamaan hidup dan keselarasan dengan alam.

- Aspek nilai budaya. Kerajaan Pajajaran menanamkan nilai-nilai budaya yang tinggi bagi masyarakat Sunda, seperti silih asih (saling mengasihi), silih asah (saling menyempurnakan), silih asuh (saling melindungi), kesopanan, rendah hati, hormat kepada yang lebih tua, dan menyayangi kepada yang lebih kecil.

Baca Juga: Dari Pakuan ke Banten, Sejarah Perang dan Penaklukan Kerajaan Pajajaran

Nilai-nilai budaya ini menjadi ciri khas masyarakat Sunda yang lembut, religius, dan sangat spiritual.

- Aspek kesenian. Kerajaan Pajajaran mengembangkan berbagai kesenian yang khas dan unik, seperti sisingaan, wayang golek, jaipongan, dan kesenian samba Sunda.

Kesenian-kesenian ini menjadi sarana hiburan, pendidikan, dan pelestarian budaya Sunda.

Kesenian-kesenian ini juga menunjukkan kreativitas, keindahan, dan kekayaan budaya Sunda.

- Aspek pakaian adat. Kerajaan Pajajaran mempopulerkan pakaian adat Sunda, yaitu kebaya.

Kebaya adalah pakaian tradisional yang terbuat dari kain sutra atau katun yang dikenakan oleh perempuan Sunda.

Kebaya memiliki berbagai macam motif, warna, dan aksesori yang menunjukkan status sosial, daerah asal, dan kesukaan pemakainya.

Kebaya menjadi simbol keanggunan, kecantikan, dan kebudayaan Sunda.

- Aspek alat musik tradisional. Kerajaan Pajajaran memperkenalkan alat musik tradisional Sunda, yaitu angklung dan suling.

Angklung adalah alat musik yang terbuat dari bambu yang dapat menghasilkan bunyi harmonis.

Suling adalah alat musik tiup yang terbuat dari bambu yang dapat menghasilkan bunyi merdu.

Baca Juga: Inilah Kerajaan Hindu Terbesar yang Pernah Memerintah di Seluruh Kepulauan Indonesia

Angklung dan suling menjadi alat musik yang sering digunakan untuk mengiringi kesenian Sunda, seperti wayang golek, jaipongan, dan samba Sunda.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kejayaan Kerajaan Pajajaran memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap budaya Sunda.

Pengaruh ini dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti etos, watak, nilai, kesenian, pakaian adat, dan alat musik tradisional.

Pengaruh ini juga menunjukkan bahwa budaya Sunda adalah budaya yang kaya, indah, dan beradab.

Oleh karena itu, budaya Sunda perlu dilestarikan dan dikembangkan sebagai salah satu kekayaan bangsa Indonesia.

Artikel Terkait