Susuhunan Ahmad Najamuddin Sosok Pemberontak Belanda yang Dibantu Keluarga Alim Ulama dan Rakyat

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Sosok Susuhunan Ahmad Najamuddin pemberontak Belanda yang dibantu alim ulama.
Sosok Susuhunan Ahmad Najamuddin pemberontak Belanda yang dibantu alim ulama.

Intisari-online.com -Susuhunan Ahmad Najamuddin adalah salah satu sultan terakhir Kesultanan Palembang Darussalam yang berjuang melawan penjajahan Belanda.

Ia dilahirkan pada tahun 1796 dari keluarga yang memiliki garis keturunan dari Nabi Muhammad SAW.

Ia mendapatkan pendidikan agama dari ulama-ulama besar di Palembang, seperti Syekh Kiagus Muhammad Akib, Kiagus Muhammad Zen, Kemas Muhammad bin Ahmad, Sayid Muhammad Arif Jamalullail, dan lain-lain.

Pada tahun 1821, ia diangkat menjadi Sultan Palembang menggantikan saudara sepupunya, Sultan Ahmad Najamuddin II, yang meninggal karena sakit.

Pada saat itu, Belanda sudah menguasai sebagian besar wilayah Palembang dan mengeksploitasi sumber daya alamnya, terutama timah dan lada.

Belanda juga menuntut pajak yang tinggi dari rakyat Palembang dan mengancam akan menghukum mereka yang tidak membayar.

Sultan Ahmad Najamuddin tidak mau tunduk pada Belanda dan memimpin perlawanan bersenjata melawan mereka.

Ia dibantu oleh keluarga alim ulama dan rakyat Palembang yang setia kepadanya.

Ia juga mendapat dukungan dari Kerajaan Banjar, Kerajaan Jambi, dan Kesultanan Siak.

Ia berhasil mengusir Belanda dari beberapa benteng dan kota di Palembang, seperti Benteng Kuto Besak, Benteng Bukit Siguntang, dan Kota Banyuasin.

Namun, Belanda tidak menyerah begitu saja dan mengirim pasukan yang lebih besar dan kuat untuk menumpas perlawanan Sultan Ahmad Najamuddin.

Baca Juga: Dari Pakuan ke Banten, Sejarah Perang dan Penaklukan Kerajaan Pajajaran

Mereka juga mendapat bantuan dari beberapa penguasa lokal yang berkhianat kepada Sultan.

Pada tahun 1823, Belanda berhasil mengepung istana Sultan di Palembang dan menyerangnya dengan meriam dan senapan.

Sultan Ahmad Najamuddin bertahan dengan gagah berani bersama keluarga dan pengikutnya, tetapi akhirnya terpaksa menyerah karena kehabisan amunisi dan bahan makanan.

Belanda kemudian menangkap Sultan Ahmad Najamuddin dan mengasingkannya ke Batavia (sekarang Jakarta). Ia meninggal di sana pada tahun 1844.

Belanda juga menghapuskan Kesultanan Palembang Darussalam dan menjadikannya sebagai bagian dari Hindia Belanda.

Sultan Ahmad Najamuddin adalah sosok pemberontak Belanda yang dibantu keluarga alim ulama dan rakyat.

Ia adalah pahlawan nasional Indonesia yang berani berjuang demi kemerdekaan dan kehormatan bangsanya.

Kemudian juga adalah contoh pemimpin yang berwibawa, berilmu, dan berakhlak mulia.

Ia layak dihormati dan diingat sebagai salah satu sultan terbesar dalam sejarah Palembang dan Indonesia.

Artikel Terkait