Intisari-Online.com -Apakah Anda tahu apa itu gerakan PRRI?
Gerakan ini adalah salah satu pemberontakan terbesar yang pernah terjadi di Indonesia.
Latar belakang munculnya gerakan PRRI adalah munculnya sentimen terhadap pemerintah pusat.
Gerakan ini menimbulkan korban jiwa yang banyak dan mengancam persatuan bangsa.
Sentimen apakah yang dimaksud? Simak uraian lengkapnya berikut ini.
Latar belakang
Pascakemerdekaan, kondisi pemerintahan belum stabil. Kesejahteraan dan pembangunan di awal kemerdekaan masih sangat sulit.
Kesenjangan pembangunan di Pulau Jawa dan pulau-pulau lainnya memicu sentimen bahwa daerah "dianaktirikan".
Sentimen ini kemudian melahirkan upaya-upaya revolusi di daerah.
Melansir Kompas.com, pada Agustus dan September 1956 beberapa tokoh dari Sumatera Tengah mengadakan rapat dan pertemuan di Jakarta.
Pertemuan itu dilanjutkan dengan reuni 612 perwira aktif dan pensiunan Divisi Banteng pada 20-25 November 1956 di Padang.
Divisi IX Banteng adalah komando militer Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) yang dibentuk pada masa perang kemerdekaan (1945-1950) dengan wilayah Sumatera Tengah (Sumatra Barat, Riau, Jambi dan Kepulauan Riau).
Dalam reuni itu muncul aspirasi otonomi untuk memajukan daerah.
Disetujui pula pembetukan Dewan Banteng yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein, komandan Resimen IV dan tetorium I yang berkedudukan di Padang.
Pada tanggal 20 Desember 1956, Letkol Ahmad Husein mengambil alih kekuasaan Pemerintah Daerah dari Gubernur Ruslan Muljohardjo.
Alasannya gubernur yang ditunjuk pemerintah tidak berhasil menjalankan pembangunan daerah.
Letkol Ahmad Husein mengklaim Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) terbentuk sejak 15 Februari 1958.
Penumpasan
Pemerintah melakukan operasi militer gabungan untuk mengakhiri pemberontakan PRRI/ Permesta, yang dinamakan Operasi Merdeka, dengan Letnan Kolonel Rukminto Hendraningrat sebagai pimpinan.
Operasi ini sangat kuat karena musuh memiliki persenjataan modern buatan Amerika Serikat.
Hal ini dibuktikan dengan ditembaknya Pesawat Angkatan Udara Revolusioner (Aurev) yang dipiloti oleh Allan L. Pope, seorang warga negara Amerika Serikat.
Ahmad Husein dan tokoh-tokoh PRRI lainnya menyerah pada 29 Mei 1961.
Pemberontakan PRRI dan Permesta baru dapat diatasi pada bulan Agustus 1958, dan pada tahun 1961 pemerintah memberi kesempatan bagi sisa-sisa anggota Permesta untuk kembali ke Republik Indonesia.
Perlawanan PRRI dan upaya penumpasannya diduga menimbulkan korban hingga puluhan ribu jiwa.
Demikian artikel yang menjelaskan tentanglatar belakang munculnya gerakan PRRI. Semoga menambah wawasan Anda.
Baca Juga: Pierre Tendean, Letnan Tampan Berdarah Prancis yang Jadi Rebutan Para Jenderal