Intisari-online.com - Rohingya adalah salah satu etnis minoritas di Myanmar yang mengalami diskriminasi dan penganiayaan.
Mereka adalah keturunan pedagang dan tentara Arab, Turki, atau Mongol yang bermigrasi ke wilayah Rakhine (dulu disebut Arakan) di Myanmar Barat pada abad ke-15.
Wilayah Rakhine berbatasan langsung dengan Bangladesh dan Teluk Benggala.
Pada masa Kerajaan Mrauk U yang dipimpin oleh raja Buddhis bernama Narameikhla atau Min Saw Mun, komunitas muslim pertama di Rakhine terbentuk.
Narameikhla pernah diasingkan di kesultanan Bengal selama 24 tahun dan mendapatkan bantuan dari Sultan Bengal yang bernama Nasirudin untuk merebut kembali takhtanya.
Setelah itu, Narameikhla mengucapkan syahadat dan berganti nama menjadi Suleiman Shah.
Ia juga membawa orang-orang Bengali untuk membantu administrasi pemerintahannya.
Pada tahun 1420, Rakhine memproklamirkan diri sebagai kerajaan Islam yang merdeka di bawah Raja Suleiman Shah.
Kerajaan ini berlangsung hingga akhir abad ke-18, ketika ditaklukkan oleh Burma dan kemudian oleh Inggris.
Selama berabad-abad, minoritas muslim kecil hidup damai bersama umat Buddha di kerajaan tersebut, dengan beberapa di antaranya bahkan menjadi penasihat bangsawan Buddha.
Namun, nasib Rohingya berubah drastis setelah Myanmar merdeka dari Inggris pada tahun 1948.
Baca Juga: Etnis Rohingya Datang Minta Izin Mendarat, Kenapa Warga Aceh Menolak Mereka?
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR