Gaya Hidup Hijau Selamatkan Masa Depan Generasi Penerus

K. Tatik Wardayati

Editor

Gaya Hidup Hijau Selamatkan Masa Depan Generasi Penerus
Gaya Hidup Hijau Selamatkan Masa Depan Generasi Penerus

Penghijauan lingkungan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, ataupun produsen semata. Gaya Hidup Hijau mulai menjadi gaya hidup setiap insan dan dapat dilakukan mulai dari tindakan yang nyata dan sederhana.

Volume rata-rata sampah di ibu kota yang berpenduduk sekitar 9,5 juta jiwa mencapai 6.000 ton tiap hari, dari jumlah tersebut terdapat sekitar 3.700 ton berupa sampah plastik. Bahkan ada pihak yang memperkirakan, timbunan sampah Jakarta dalam dua hari saja sudah menyamai Candi Borobudur! Rata-rata jumlah sampah dipenuhi sampah plastik sekali pakai dan styrofoam. Apakah hal ini layak untuk dibiarkan, sehingga dapat mengganggu kelestarian linkungan dan kesehatan?

Demikian presentasi yang disampaikan Nining W. Permana, Managing Director PT. Tupperware Indonesia, dalam peluncuran kampanye Tupperware Gaya Hidup Hijau di Tupperware Home, tanggal 2 Maret yang lalu. Gerakan ramah lingkungan ini bertujuan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk peduli lingkungan dan kesehatan tubuhnya dengan menjadikan ramah lingkungan sebagai gaya hidup. Pertimbangan terhadap berbagai produk yang digunakan sehari-hari sangat diperlukan untuk kesehatan tubuh kita dan tentunya bagaimana dampak yang ditimbulkan kepada lingkungan.

Menurutnya lagi, "Kami selaku pelaku industri ingin memberikan kontribusi nyata terhadap lingkungan dan masyarakat. Lewat peran dan tanggung jawab EPR (Extended Producer Responsibility), kami berkomintmen untuk menggelontorkan gerakan Tupperware Gaya Hidup Hijau ini mulai dari lingkup terkecil hingga menyebarkan edukasi seluas-luasnya ke masyarakat. Dengan adanya pelaksanaan EPR ini, diharapkan masyarakat memulai kebiasaan dan gaya hidup ramah lingkungan. Salah satu bukti EPR kami adalah Tupperware memberikan garansi seumur hidup produk yang rusak selama penggunaan normal tanpa membutuhkan bukti pembelian produk."

Tupperware merupakan produk plastik yang food grade dengan seal atau tutupnya kedap udara, sehingga menjadi tempat yang aman untuk menyimpan makanan dan tahan lama serta tidak tumpah.

Bagaimana cara menanggulangi sampah ini dari diri sendiri? Cara yang paling efektif dan sederhana untuk mengurangi sampah ataupun limbah plastik dan kemasan sekali pakai adalah menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Aksi ini bila dimulai dari lingkungan yang paling kecil yaitu keluarga.

  • Reduce; mengurangi pemakaian wadah sekali pakai seperti kantong plastik atau styrofoam. Yang bisa dilakukan misalnya membawa wadar dari rumah untuk bekal makanan atau minuman, tempat membeli makanan dan minuman khusus, atau membawa tas kain saat berbelanja. Kesannya sederhana, tapi hal-hal tersebut ternyata bermanfaat bagi kesehatan tubuh, karena makanan yang dibawa terjamin kebersihannya. Nutrisinya pun tidak hilang sehingga makanan masih dalam keadaan baik saat dikonsumsi.
  • Reuse; menggunakan wadah yang bisa dipakai berulang kali. Kalaupun harus memakai wadah plastik, pilihlah wadah plastik yang kandungan bahannya aman bagi tubuh. Akan lebih baik jika wadah makanan atau minuman tersebut sesuai dengan makanan yang akan disimpan, sehingga bisa digunakan berulang kali. Selain itu, wadah plastik juga harus dirawat dengan baik agar kualitasnya terjaga sehingga masa pemakaiannya lebih lama.
  • Recycle; mendaur ulang sampah. Sampah pastik sekali pakai bisa diserahkan kepada orang-orang yang mempunyai kerajinan untuk mendaur ulang sampah, biasanya mereka jadikan tas, payung atau souvenir.
Kampanye Gaya Hidup Hijau yang dicanangkan oleh Tupperware, yaitu:

  • Bawa sendiri wadah untuk makanan dan minuman
  • Pakai wadah yang bisa dipakai berulang kali.
  • Smart Shopping (belanja cermat), berbelanja dengan membawa wadah plastik khusus untuk membawa bahan makanan atau minuman ataupun makanan jadi dari toko. Sehingga kesegaran bahan-bahan makanan akan tetap terjaga tanpa menggunakan plastik atau styrofoam sekali pakai. Bahan-bahan makanan/minumkan serta makanan jadi pun bisa langsung disimpan pada tempatnya.
  • Penukaran produk yang rusak karena pemakaian normal tanpa harus menyerahkan bukti pembelian produk.
Untuk menghijaukan lingkungan kita, siapa lagi yang melakukannya kalau bukan kita, maka marilah kita gerakkan juga Gaya Hidup Hijau dimulai dari keluarga kita tentunya.