Siapa Syekh Yusuf yang Menjadi Penyebar Islam di Afrika Selatan?

Ade S

Editor

Syekh Yusuf Al Makassari, ulama Indonesia yang berpengaruh di Afrika Selatan. Siapa Syekh Yusuf yang menjadi penyebar Islam di Afrika Selatan? Simak kisah ulama dan pahlawan nasional Indonesia tersebut.
Syekh Yusuf Al Makassari, ulama Indonesia yang berpengaruh di Afrika Selatan. Siapa Syekh Yusuf yang menjadi penyebar Islam di Afrika Selatan? Simak kisah ulama dan pahlawan nasional Indonesia tersebut.

Intisari-Online.com -Anda mungkin pernah mendengar nama Syekh Yusuf Al-Makassari sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia.

Namun, tahukah Anda bahwa ia juga memiliki peran besar dalam sejarah Islam di Afrika Selatan?

Siapa Syekh Yusuf yang menjadi penyebar Islam di Afrika Selatan?

Bagaimana ia bisa sampai di sana dan apa yang ia lakukan?

Artikel ini akan mengulas biografi singkat Syekh Yusuf Al-Makassari, mulai dari masa mudanya, pendidikannya, perjuangannya, pengasingannya, hingga wafatnya.

Masa muda

Melansir Kompas.com, lahir di Gowa, Sulawesi Selatan pada 3 Juli 1626, Syekh Yusuf Al-Makassari atau Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati Al-Makasari Al-Bantani adalah anak dari Abdullah, seorang ulama suci yang memiliki karomah, dan Aminah, anak perempuan dari Gallarang Moncongloe.

Menurut cerita, langit daerah Gowa bersinar terang saat ia dilahirkan, yang dianggap sebagai tanda alam menyambut kedatangan seorang ulama besar.

Orang tuanya bercerai ketika ia berusia 40 hari. Kemudian, Aminah menikah dengan Raja Gowa dan membawa Syekh Yusuf tinggal di istana.

Di sana, Syekh Yusuf mendapat pendidikan Islam dan berhasil menghafal seluruh Al Quran saat masih kanak-kanak.

Ia juga belajar dengan didampingi oleh seorang guru yang bernama Daeng ri Tasammang.

Baca Juga: Penyebab Pembangunan Belum Merata di Indonesia Dilihat dari Aspek Geografis

Pendidikan Yusuf Al-Makassari

Syekh Yusuf Al-Makassari tidak hanya belajar Al Quran, tetapi juga mempelajari ilmu nahwu sharaf, mantik, dan beberapa kitab dari Syekh Ba' Alwi bin Abdullah al-Allamah Tahir yang berasal dari Bontoala.

Dalam waktu yang singkat, ia menguasai kitab-kitab tauhid dan fikih.

Saat remaja, Syekh Yusuf belajar kepada Syekh Jalaludin al-Aidit di Cikoang, Sulawesi Selatan, selama empat tahun.

Kemudian, ia melanjutkan pendidikan ke luar negeri pada 1645, ketika ia berusia 19 tahun.

Dalam perjalanan itu, Syekh Yusuf mampir di Banten dan Aceh, di mana ia belajar kepada Syekh Nuruddin Hasanji bin Muhammad Hamid al-Quraisyi Raniri dan mendapat ijazah tarekat Qadiriyah.

Dari Aceh, Syekh Yusuf pergi ke Timur Tengah, tepatnya di Yaman, di mana ia berguru kepada Sayyid Syekh Abi Abdullah Muhammad Abdul Baqi dan mendapat ijazah tarekat Naqsyabandi.

Setelah itu, ia belajar kepada beberapa guru di Madinah dan Damaskus, dan mendapat ijazah tarekat al-Ba'laqiyyah, tarekat Syattariyah, dan tarekat Khalawatiyah.

Kembali ke Indonesia

Syekh Yusuf Al-Makassari pulang ke Gowa pada 1665, setelah 20 tahun berkelana untuk menuntut ilmu.

Di Gowa, ia menjadi guru besar, namun merasa kecewa dengan kondisi syariat Islam yang mulai terlupakan.

Baca Juga: 5 Faktor Penyebab Gagalnya Bangsa Indonesia Mengusir Pendudukan Jepang

Syekh Yusuf kemudian pergi ke Banten dan diangkat sebagai ulama tasawuf dan tarekat oleh Sultan Ageng Tirtayasa.

Ia diberi tugas untuk mendidik anak-anak penguasa Banten di bidang keislaman.

Syekh Yusuf juga menjadi penasihat kerajaan dan menulis beberapa kitab tentang tasawuf.

Ia tidak diam melihat kondisi Indonesia yang dijajah oleh bangsa asing, dan ikut berjuang melawan Belanda.

Namun, perlawanannya gagal, karena ia ditangkap oleh Belanda pada 1683 di daerah Sukapura dan dipenjara.

Diasingkan ke Sri Lanka dan Afrika

Belanda mengasingkan Syekh Yusuf Al-Makassari ke Sri Lanka setelah menjebloskannya ke penjara di Cirebon dan Batavia.

Namun, ia tidak menyerah dan tetap berdakwah menyebarkan Islam serta menulis kitab yang berjudul Kafiyyat al-Tasawwuf.

Syekh Yusuf tinggal di Sri Lanka selama sembilan tahun, sebelum Belanda memindahkannya ke Afrika Selatan pada 1693.

Di Cape Town, ia malah disambut baik oleh gubernur di sana.

Ia bersama Imam Abdullah Ibnu Kudi Abdus Salam menyebarkan Islam di Afrika Selatan.

Syekh Yusuf juga membentuk sebuah komunitas muslim selama di Cape Town, Afrika Selatan.

Wafat

Syekh Yusuf Al-Makassari berperan dalam menyebarkan Islam di Afrika Selatan selama enam tahun, sampai ia wafat.

Ia tutup usia di Cape Town pada 1699, saat berusia 72 tahun. Jenazah Syekh Yusuf dimakamkan di Lakiung, Makassar, pada 1705, atas permintaan Sultan Abdul Jalil.

Syekh Muhammad Yusuf Al-Makassari bukan hanya berjasa untuk Indonesia, tetapi juga dihargai sebagai tokoh penting dalam perkembangan Islam di Afrika Selatan.

Presiden Soeharto memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Syekh Yusuf Al-Makassari pada 1995.

Selain itu, Syekh Muhammad Yusuf Al-Makassari juga mendapat gelar pahlawan dari negara Afrika Selatan pada 2009.

Penutup

Syekh Yusuf Al-Makassari adalah sosok yang menginspirasi banyak orang, baik di Indonesia maupun di Afrika Selatan.

Ia adalah ulama yang berilmu tinggi, pahlawan yang berani, dan dakwah yang berpengaruh.

Ia membuktikan bahwa siapa Syekh Yusuf yang menjadi penyebar Islam di Afrika Selatan adalah orang yang tidak pernah menyerah dan tetap berkontribusi bagi umat Islam di mana pun ia berada. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kisah hidupnya yang luar biasa ini.

Baca Juga: Faktor-faktor Penyebab Kegagalan Perlawanan di Berbagai Daerah Dalam Mengusir Penjajah

Artikel Terkait