Faktor-faktor Penyebab Kegagalan Perlawanan di Berbagai Daerah Dalam Mengusir Penjajah

Ade S

Editor

Ilustrasi serangan Belanda pada Perang Lombok 1894. Artikel ini membahas faktor-faktor penyebab kegagalan perlawanan di berbagai daerah dalam mengusir penjajah. Simak ulasan lengkapnya di sini.
Ilustrasi serangan Belanda pada Perang Lombok 1894. Artikel ini membahas faktor-faktor penyebab kegagalan perlawanan di berbagai daerah dalam mengusir penjajah. Simak ulasan lengkapnya di sini.

Intisari-Online.com -Apakah Anda tahu bahwa rakyat Indonesia telah berjuang melawan penjajahan sejak zaman kerajaan?

Namun, mengapa perlawanan mereka tidak berhasil di banyak daerah?

Apa saja faktor-faktor penyebab kegagalan perlawanan di berbagai daerah dalam mengusir penjajah?

Dalam artikel ini, kita akan membahas lima faktor utama yang menyebabkan perlawanan rakyat Indonesia tidak berhasil.

Mari kita bahas satu per satu faktor-faktor tersebut dan bagaimana dampaknya terhadap perjuangan rakyat Indonesia.

Faktor kegagalan

Melansir Bobo.id, berbagai faktor yang menyebabkan perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajah tidak berhasil di antaranya adalah:

1) Perlawanan hanya berdasarkan daerah.2) Persenjataan yang kalah jauh.3) Strategi perang yang kurang baik.4) Politik adu domba dari penjajah.5) Nasionalisme yang belum berkembang.

Penjelasan lebih lengkapnya adalah sebagai berikut:

1. Perlawanan Hanya Berdasarkan Daerah

Masyarakat Indonesia pada masa penjajahan belum memiliki kesatuan seperti saat ini. Mereka masih terbagi-bagi.

Baca Juga: Penjelasan 3 Faktor Penyebab Bangsa Barat Datang ke Indonesia

Perjuangan yang mereka lakukan pada waktu itu hanya bertujuan untuk membebaskan wilayah mereka sendiri dari penjajahan.

Hal ini terlihat dari adanya beberapa tokoh yang berjuang untuk daerahnya, seperti Diponegoro, Pattimura, sampai Sultan Hasanuddin.

Perjuangan yang hanya mengutamakan daerahnya sendiri, bukan Indonesia secara keseluruhan ini menyebabkan perlawanan tidak bersamaan.

Karena mereka tidak berjuang secara bersama-sama, maka penjajah dengan mudah mengalahkan perlawanan rakyat Indonesia.

2. Persenjataan yang Kalah Jauh

Faktor lain yang menyebabkan perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajah tidak berhasil adalah persenjataan yang kalah jauh.

Pada saat itu, rakyat Indonesia tidak memiliki senjata yang cukup untuk melawan penjajah yang menggunakan senjata lebih maju.

Rakyat Indonesia dikatakan hanya menggunakan senjata tradisional buatan sendiri untuk melawan penjajah.

Beberapa senjata yang dipakai rakyat Indonesia pada masa penjajahan, seperti bambu runcing, keris, belati, sumpit, dan rencong.

3. Strategi Perang yang Kurang Baik

Seperti yang kita ketahui, pada masa penjajahan, strategi perang masih tergantung pada setiap pemimpin kerajaan.

Baca Juga: Mengapa Indonesia Menjadi Salah Satu Tujuan Penjelajahan Samudra?

Padahal, para pemimpin kerajaan ini belum begitu mengerti strategi perang yang bagus sehingga perlawanan menjadi percuma.

Pada waktu itu, jika pemimpin perlawanan tewas (ditangkap atau meninggal), biasanya yang lainnya akan kocar-kacir atau bahkan mundur.

Dengan demikian, perlawanan tidak dapat dilanjutkan yang berarti bangsa penjajah dapat mengalahkan rakyat Indonesia dengan mudah.

Keadaan seperti ini membuat penjajah dengan mudah mengetahui strategi perlawanan dan akhirnya dapat mengalahkan rakyat Indonesia.

Nah, jika dibandingkan dengan penjajah, strategi perang mereka sudah sangat maju ditambah persenjataan yang lengkap.

4. Politik Adu Domba dari Penjajah

Politik adu domba atau devide et impera adalah salah satu strategi bangsa Belanda untuk menguasai Indonesia.

Strategi yang dikenal dengan politik pecah belah ini dipopulerkan oleh Julius Caesar dalam upaya membangun Kekaisaran Romawi.

Penjajah memecah belah rakyat Indonesia agar tidak bisa bersatu. Taktik yang dilakukan adalah dengan mengadu domba penguasa dan rakyat.

Contohnya, munculnya isu separatis dan menghasut bahwa warga Palembang tidak suka dipimpin orang Jawa, Sumatra Utara, dan Sumatra Tengah.

Dampak politik adu domba di Indonesia menyebabkan timbulnya perpecahan dan rasa permusuhan antar kelompok.

Politik adu domba menyebabkan kerajaan saling berperang sehingga Belanda semakin kuat dan daerah kekuasannya tambah meluas.

5. Nasionalisme yang Belum Berkembang

Saat masa penjajahan berlangsung, belum tumbuh rasa nasionalisme dan patriotisme dalam diri masyarakat Indonesia.

Hal ini ditunjukkan dengan cara berperang yang masih berdasarkan daerah, agama, dan adat istiadat masing-masing.

Karena tidak bersatu, secara jumlah dan strategi pun rakyat Indonesia masih sangat kurang. Ditambah dengan latar pendidikan yang rendah.

Tidak bersatunya masyarakat di seluruh Indonesia ini membuat pihak penjajah pun semakin mudah menguasai Nusantara.

Itulah tadi lima faktor-faktor penyebab kegagalan perlawanan di berbagai daerah dalam mengusir penjajah. Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan baru bagi Anda.

Baca Juga: Deskripsi Salah Satu Kerajaan Islam yang Berkembang di Indonesia Bagian Barat: Samudera Pasai

Artikel Terkait