Sejarah Bangsa Israel Datang ke Palestina, Dipicu Deklarasi Balfour

Ade S

Editor

Ilustrasi. Artikel ini menjelaskan sejarah Bangsa Israel datang ke Palestina, yang dipicu oleh Deklarasi Balfour tahun 1917. Simak selengkapnya!
Ilustrasi. Artikel ini menjelaskan sejarah Bangsa Israel datang ke Palestina, yang dipicu oleh Deklarasi Balfour tahun 1917. Simak selengkapnya!

Intisari-Online.com -Apa yang menyebabkan konflik antara Israel dan Palestina yang berkepanjangan hingga saat ini?

Bagaimana peran Inggris dan PBB dalam memicu dan menyelesaikan konflik ini?

Untuk mengetahui jawabannya, kita perlu menelusuri sejarah Bangsa Israel datang ke Palestina, yang dimulai dengan sebuah deklarasi yang kontroversial, yaitu Deklarasi Balfour.

Deklarasi Balfour adalah surat yang ditulis oleh Menteri Luar Negeri Inggris, Arthur Balfour, kepada pemimpin komunitas Yahudi, Lord Rothschild, pada 2 November 1917.

Surat ini menyatakan dukungan Inggris terhadap pembentukan "tanah air nasional" untuk Bangsa Yahudi di Palestina.

Surat ini kemudian menjadi dasar bagi imigrasi dan pendirian negara Israel di wilayah yang sebelumnya dihuni oleh penduduk Arab Palestina.

Gelombang imigrasiYahudi ke Palestina

Perang Dunia I menjadi titik awal dari konflik Israel dan Palestina.

Pada saat itu, Inggris yang keluar sebagai pemenang Perang Dunia I menyerahkan wilayah Palestina kepada bangsa Yahudi melalui Deklarasi Balfour tahun 1917.

Berdasarkan perjanjian ini, Yahudi merasa berhak atas tanah Palestina sebagai tanah airnya.

Baca Juga: Ini 33 Kata-kata Doa Untuk Palestina Yang Hari Ini Menghadapi Serangan Israel

Namun, penduduk Muslim Palestina menolak keputusan Inggris yang mendirikan negara Yahudi di tanah Palestina.

Mereka merasa bahwa hal ini melanggar aspirasi rakyat Palestina.

Peristiwa Holocaust yang terjadi dalam Perang Dunia II menjadi alasan utama banyaknya bangsa Yahudi yang berimigrasi ke Palestina.

Holocaust adalah pembantaian massal terhadap sekitar enam juta orang Yahudi di Eropa oleh rezim Nazi Jerman.

Akibat kebrutalan Nazi Jerman yang dipimpin oleh Hitler, banyak orang Yahudi yang berusaha keluar dari Eropa menuju Palestina.

Akan tetapi, imigrasi ini mendapat hambatan dari kebijakan Inggris yang sebelum perang dunia II mengeluarkan White Paper 1939.

Dokumen ini mengatur bahwa imigrasi Yahudi ke Palestina hanya dibolehkan sebanyak 75 ribu orang hingga tahun 1944.

Jumlah ini terdiri dari 10 ribu imigran per tahun atau 25 ribu orang jika ada keadaan darurat.

Karena kebijakan ini dan ancaman genosida, organisasi Yahudi melakukan imigrasi secara ilegal.

Namun, upaya ini dapat dicegah oleh Inggris yang menurunkan delapan kapal perang untuk menutup akses laut ke Palestina.

Imigran-imigran yang tidak berhasil masuk ke Palestina kemudian diangkut dan ditahan di kamp-kamp pengungsi di Siprus. Beberapa ribu lainnya ditahan di Palestina dan Mauritius.

Baca Juga: Dulu Pernah Tinju Tentara Israel Tangan Kosong, Aktivis Perempuan Palestina Ahed Tamimi Ditangkap Lagi

Keadaan ini menimbulkan reaksi keras dari kelompok-kelompok bersenjata Yahudi di Palestina yang melakukan aksi teror.

Kelompok teror ini adalah kelompok Zionis sayap kanan, Irgun. Karena situasi yang semakin memburuk, beberapa negara mendesak Inggris untuk secepatnya membuka jalur imigrasi Yahudi.

Pada 20 April 1946, Komite Gabungan Inggris-AS yang dibentuk oleh PBB menyarankan 100 ribu orang Yahudi untuk berimigrasi ke Palestina.

Namun, usulan ini ditolak oleh pemerintah Arab. Merasa tidak sanggup lagi mengurus Palestina, Inggris menyerahkan mandat Palestina kepada PBB pada 14 Mei 1948.

Pada tahun 1948, pemimpin-pemimpin Yahudi mengumumkan pembentukan negara Israel.

Demikianlah sejarah Bangsa Israel datang ke Palestina, yang dipicu oleh Deklarasi Balfour. Meskipun sudah berlalu lebih dari satu abad, Deklarasi Balfour masih menjadi sumber perdebatan dan kontroversi hingga kini.

Baca Juga: Jadi Slogan Dukungan Untuk Palestina, Apa Arti From The River To The Sea?

Artikel Terkait