Intisari-online.com -Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,1 mengguncang wilayah Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara pada Rabu, 1 November 2023 pukul 13.45 WIB.
Gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami, namun dirasakan oleh sebagian warga di daerah tersebut.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di laut dengan kedalaman 10 km.
Lokasi gempa berada di koordinat 0.67 LU dan 124.32 BT, atau sekitar 61 km arah timur laut dari Bolaang Uki.
Gempa ini dipicu oleh aktivitas lempeng laut Maluku yang merupakan bagian dari lempeng Eurasia.
Lempeng ini bergerak ke arah timur laut dengan kecepatan sekitar 7 cm per tahun.
Lempeng ini berbatasan dengan lempeng Filipina di sebelah utara dan lempeng Indo-Australia di sebelah selatan.
Akibat gesekan antara lempeng-lempeng tersebut, terjadi deformasi dan patahan di dasar laut yang dapat menyebabkan gempa bumi.
Gempa bumi yang terjadi di wilayah Bolaang Mongondow Selatan termasuk dalam kategori gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
BMKG juga mengingatkan agar masyarakat selalu memperhatikan informasi resmi dari BMKG yang disampaikan melalui media sosial, website, atau aplikasi.
Baca Juga: Astaga, Gempa Jember 4,9 M, Ini Penyebab dan Sumber Guncangan yang Dirasakan Hingga Bali
Gempa bumi yang terjadi di wilayah Bolaang Mongondow Selatan adalah salah satu contoh dari gempa bumi tektonik, yaitu gempa bumi yang disebabkan oleh pergerakan lempeng-lempeng bumi.
Lempeng bumi adalah lapisan tipis dan keras yang membentuk permukaan bumi.
Lempeng bumi ini bergerak secara terus-menerus karena adanya aliran panas dari dalam bumi yang disebut konveksi mantel.
Lempeng bumi dapat bergerak menjauh, mendekat, atau menyamping satu sama lain.
Ketika lempeng bumi bertabrakan atau bergeser, terjadi gaya gesekan yang dapat menimbulkan retakan atau patahan di permukaan bumi.
Patahan ini disebut sesar. Sesar dapat terjadi di darat maupun di laut.
Ketika sesar bergerak secara tiba-tiba, terjadi pelepasan energi yang berupa gelombang seismik.
Gelombang seismik ini dapat merambat ke segala arah dan mencapai permukaan bumi. Gelombang seismik inilah yang dirasakan sebagai guncangan gempa bumi.
Gempa bumi yang terjadi di wilayah Bolaang Mongondow Selatan dipicu oleh aktivitas sesar lokal di dasar laut Maluku.
Sesar lokal adalah sesar yang tidak terlalu panjang dan tidak berhubungan dengan batas lempeng bumi.
Sesar lokal dapat terbentuk karena adanya perbedaan tekanan atau tegangan di dalam lempeng bumi.
Baca Juga: Astaga, Subduksi Lempeng Bumi Picu Gempa 5,9 SR di Laut Banda, BMKG Ungkap Dampaknya
Sesar lokal di dasar laut Maluku berada di antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia.
Lempeng Eurasia bergerak ke arah timur laut, sedangkan lempeng Indo-Australia bergerak ke arah utara.
Akibatnya, terjadi gaya gesekan antara kedua lempeng tersebut yang dapat memicu sesar lokal untuk bergerak.
Gempa bumi yang dipicu oleh sesar lokal biasanya tidak terlalu kuat dan tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Namun, gempa bumi ini tetap dapat merusak bangunan dan infrastruktur di daerah sekitarnya.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk selalu waspada dan siap menghadapi gempa bumi kapan saja.