Intisari-online.com - Kerajaan Sukadana adalah salah satu kerajaan Islam yang pernah berdiri di pulau Kalimantan.
Kerajaan ini terletak di bagian barat daya pulau Kalimantan, tepatnya di daerah yang sekarang menjadi Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat.
Kerajaan Sukadana memiliki sejarah yang panjang dan menarik, mulai dari awal berdirinya hingga akhir kejayaannya.
Menurut sumber-sumber sejarah, kerajaan Sukadana didirikan oleh Muhammad Safiudin, seorang keturunan dari Brawijaya, raja terakhir kerajaan Majapahit.
Muhammad Safiudin adalah putra dari Pangeran Prabu, yang merupakan anak dari Brawijaya dan putri dari Prabu Sriwijaya, raja kerajaan Tanjungpura.
Tanjungpura adalah nama lain dari kerajaan Sukadana sebelum masuk Islam.
Muhammad Safiudin memeluk Islam pada tahun 1526 Masehi, setelah mendapat pengaruh dari ulama-ulama dari kerajaan Demak.
Ia kemudian mengubah nama kerajaannya menjadi Sukadana, yang berarti "tempat yang baik" dalam bahasa Jawa.
Ia juga memindahkan ibu kota kerajaannya dari Negeri Baru ke Sukadana, yang berada di tepi Sungai Kayong.
Kerajaan Sukadana berkembang menjadi kerajaan Islam yang kuat dan makmur.
Baca Juga: Mengenal Kesultanan Banjar, Kerajaan Islam Pertama di Kalimantan Selatan
Kerajaan ini memiliki hubungan dagang dengan berbagai negeri, baik di dalam maupun di luar Nusantara.
Kerajaan ini terkenal dengan hasil tambang emas, perak, dan intan, yang menjadi komoditas utama dalam perdagangan.
Kerajaan ini juga memiliki pelabuhan internasional yang menjadi tempat transit kapal-kapal dagang dari Asia Timur dan Asia Selatan.
Kerajaan Sukadana juga memiliki peranan penting dalam penyebaran Islam di Kalimantan. Kerajaan ini menjadi pusat kegiatan dakwah dan pendidikan Islam di pulau Kalimantan.
Kerajaan ini juga membantu kerajaan-kerajaan Islam lainnya di Kalimantan, seperti Banjar dan Kutai Kartanegara, dalam menghadapi ancaman dari kolonialisme Belanda.
Namun, kejayaan kerajaan Sukadana tidak bertahan lama. Pada akhir abad 17 Masehi, kerajaan ini mengalami kemunduran akibat serangan-serangan dari Kesultanan Banten dan Belanda.
Pada tahun 1778 Masehi, kerajaan Sukadana ditaklukkan oleh Belanda dan menjadi bagian dari Hindia Belanda.
Kerajaan Sukadana pun berakhir sebagai sebuah kerajaan Islam yang berdiri di tepi Sungai Kayong.