Akibat Pencemaran Udara: Rp38,5 Triliun Habis untuk Berobat

Verena Gabriella

Editor

Akibat Pencemaran Udara: Rp38,5 Triliun Habis untuk Berobat
Akibat Pencemaran Udara: Rp38,5 Triliun Habis untuk Berobat

Intisari-Online.com -Sebuah penelitian yang dilakukan UNEP, US-EPA, Kementerian Lingkungan Hidup RI, dan Research on CBA Fuel Economy Initiative in Indonesia pada tahun 2012 menyebutkan fakta-fakta pencemaran udara di Jakarta sebagai berikut:

  • PM10 (Particulate Matter), NO2 (Nitrogen Oksida), O3 (Ozon) adalah gas-gas beracun yang paling banyak dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Gas tersebut menjadi penyebab utama pencemaran udara dan gangguan saluran pernapasan serta kerusakan paru-paru.
  • Biaya kesehatan yang dikeluarkan oleh warga Jakarta untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh pencemaran udara adalah sebesar Rp38,5 triliun.
  • Akibat pencemaran udara, 57,8 % warga Jakarta menderita penyakit-penyakit sebagai berikut:
    1. 1.210.581 orang menderita asthmatic bronchial, yaitu penyakit peradangan paru-paru dengan gejala sesak napas, batuk kering, rasa sesak pada dada.
    2. 153.724 orang menderita bronchopneumonia, yaitu penyakit pada parenkim paru yang menyebar membentuk bercak.
    3. 2.449.986 orang menderita ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Penyakit ini sering terjadi pada anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih rendah.
    4. 336.273 orang menderita pneumonia atau radang paru-paru. Penyakit ini membuat paru-paru terisi oleh cairan. Gejalanya berupa batuk, sakit dada, demam, dan kesulitan bernapas.
    5. 153.724 orang menderita COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease), atau penyakit paru obstruktif kronik. Penyakit ini menyebabkan hambatan aliran udara napas tidak sepenuhnya berputar dua arah.
    6. 1.246.130 orang menderita coronary artery diseases atau penyakit arteri koroner. Penyakit ini menyebabkan penebalan dinding dalam pemburuh darah jantung, akibatnya jantung kekurangan darah dan dapat menyebabkan kematian.
Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) mengatakan penyebab dari pencemaran udara ini adalah pertambahan jumlah kendaraan bermotor di Jakarta yang sangat melebihi batas.

Sambil menunggu pemerintah membenahi transportasi publik, mari kita menunda pembelian kendaraan pribadi dan mulai menerapkan gaya hidup Go Green. Gunakan kendaraan umum dan berjalan kaki untuk tempat tujuan yang dekat. Jangan biarkan pembelian kendaraan pribadi terus meningkat.