Arya Penangsang, Pemberontak yang Mengakhiri Kerajaan Demak

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Kerajaan Demak memiliki armada angkatan laut yang kalahkan Portugis di Malaka.
Ilustrasi - Kerajaan Demak memiliki armada angkatan laut yang kalahkan Portugis di Malaka.

Intisari-online.com- Kesultanan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa yang didirikan oleh Raden Patah pada akhir abad ke-15.

Demak mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Trenggana, yang berhasil menguasai sebagian besar wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

Namun, setelah kematian Trenggana pada tahun 1546, Demak mengalami kemunduran akibat perselisihan internal dan ancaman eksternal.

Salah satu tokoh yang berperan besar dalam keruntuhan Demak adalah Arya Penangsang, putra Adipati Jepara dan cucu Trenggana.

Arya Penangsang merupakan salah satu pemberontak yang menentang kekuasaan Sunan Prawoto, anak Trenggana yang naik tahta sebagai Sultan Demak keempat.

Arya Penangsang merasa berhak atas takhta Demak karena ia adalah keturunan langsung dari Trenggana, sedangkan Sunan Prawoto adalah anak angkat Trenggana dari pernikahannya dengan putri Majapahit.

Arya Penangsang bersekutu dengan Portugis, yang memiliki kepentingan untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Nusantara.

Dengan bantuan senjata api dan kapal perang dari Portugis, Arya Penangsang berhasil menggulingkan Sunan Prawoto pada tahun 1549 dengan cara menusuknya dengan keris Kyai Setan Kober.

Keris ini konon memiliki kekuatan gaib yang bisa menembus baju zirah Sunan Prawoto.

Setelah membunuh Sunan Prawoto, Arya Penangsang mengklaim dirinya sebagai Sultan Demak kelima dan memindahkan ibu kota ke Jepara.

Namun, tindakannya ini menimbulkan kemarahan dan perlawanan dari para wali Songo, yaitu sembilan ulama penyebar Islam di Jawa.

Baca Juga: Kerajaan Siak Sri Indrapura, Salah Satu Kerajaan Tertua dan Terkaya di Nusantara

Para wali Songo mengangkat Hadiwijaya, putra Sunan Kalijaga, sebagai Sultan Pajang untuk melawan Arya Penangsang.

Perang antara Arya Penangsang dan Hadiwijaya berlangsung selama beberapa tahun, hingga akhirnya Arya Penangsang tewas pada tahun 1568 di tangan Ki Ageng Pemanahan, bawahan Hadiwijaya yang kemudian menjadi pendiri Kerajaan Mataram.

Ironisnya, Arya Penangsang tewas karena terkena sabetan keris Kyai Setan Kober yang terlepas dari sarungnya saat ia sedang buang air kecil.

Kematian Arya Penangsang menandai berakhirnya Kesultanan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa.

Demak digantikan oleh Kerajaan Pajang sebagai pusat kekuasaan Islam baru di Jawa.

Selain itu, muncul juga kerajaan-kerajaan Islam lain seperti Cirebon, Banten, dan Mataram yang bersaing untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Demak.

Dengan demikian, Arya Penangsang dapat dikatakan sebagai pemberontak yang mengakhiri Kesultanan Demak.

Artikel Terkait