Intisari-online.com - Kerajaan Siak Sri Indrapura adalah salah satu kerajaan tertua dan terkaya di Nusantara yang berdiri sejak abad ke-13.
Kerajaan ini terletak di wilayah yang sekarang menjadi Provinsi Riau, Sumatera.
Kerajaan Siak Sri Indrapura memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia, baik dari segi politik, ekonomi, budaya, maupun agama.
Sejarah Kerajaan Siak Sri Indrapura
Kerajaan Siak Sri Indrapura didirikan oleh Raja Kecik, seorang pangeran dari Kerajaan Malaka yang melarikan diri ke Sumatera setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511.
Raja Kecik kemudian menikahi putri dari Kerajaan Pagaruyung dan mendirikan kerajaannya di daerah Siak.
Ia juga mengubah namanya menjadi Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah dan memeluk agama Islam.
Kerajaan Siak Sri Indrapura mencapai masa keemasannya pada abad ke-18 dan ke-19, ketika menjadi salah satu pusat perdagangan dan pelayaran di Selat Malaka.
Kerajaan ini memiliki hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, seperti Aceh, Mataram, Johor, dan Palembang.
Kerajaan Siak Sri Indrapura juga menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara asing, seperti Belanda, Inggris, Perancis, Siam, Cina, dan Turki.
Kerajaan Siak Sri Indrapura mengalami kemunduran pada awal abad ke-20, ketika menghadapi persaingan dari Belanda dan Inggris yang ingin menguasai perdagangan di Selat Malaka.
Kerajaan ini akhirnya menyerah kepada Belanda pada tahun 1908 dan menjadi bagian dari Hindia Belanda. Kerajaan Siak Sri Indrapura resmi bubar pada tahun 1946, setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.
Baca Juga: Komoditas yang Sering Diperdagangkan pada Masa Kerajaan Hindu Buddha
Peninggalan Kerajaan Siak Sri Indrapura
Kerajaan Siak Sri Indrapura meninggalkan banyak peninggalan berupa bangunan-bangunan bersejarah, artefak-artefak budaya, dan dokumen-dokumen penting yang menjadi saksi bisu kejayaannya.
Beberapa peninggalan tersebut antara lain:
- Istana Asserayah Hasyimiyah: Istana ini adalah istana resmi para sultan Siak yang dibangun pada tahun 1889 oleh Sultan Syarif Hasyim I.
Istana ini memiliki arsitektur yang menggabungkan gaya Melayu, Arab, dan Eropa.
Istana ini kini menjadi museum yang menyimpan koleksi benda-benda berharga milik kerajaan, seperti mahkota emas, pedang-pedang pusaka, perhiasan-perhiasan, pakaian-pakaian adat, al-Quran tulisan tangan, dan lain-lain.
- Masjid Agung Al-Jami: Masjid ini adalah masjid utama kerajaan yang dibangun pada tahun 1896 oleh Sultan Syarif Hasyim I.
Masjid ini memiliki arsitektur yang indah dengan menara-menara tinggi dan kubah-kubah besar.
Masjid ini juga memiliki mihrab yang terbuat dari marmer putih yang dihiasi dengan ukiran-ukiran kaligrafi.
- Makam-makam Sultan: Makam-makam para sultan Siak berada di beberapa lokasi berbeda, seperti Bukit Batu Pahat, Bukit Datuk Empat Suku, Bukit Datuk Laksamana Raja Dilaut, dan Bukit Datuk Maharadja Lela Pandita Diraja.
Makam-makam ini memiliki ciri khas berupa nisan-nisan tinggi yang terbuat dari batu atau marmer dengan hiasan-hiasan ukiran.
- Museum Negeri Riau: Museum ini adalah museum yang menyajikan sejarah dan budaya Riau, termasuk kerajaan Siak.
Museum ini memiliki koleksi benda-benda yang berkaitan dengan kerajaan Siak, seperti perahu-perahu kuno, meriam-meriam, senjata-senjata, alat-alat musik, keramik-keramik, dan lain-lain.
Baca Juga: Kerajaan Makassar, Bandar Perdagangan yang Menjadi Sasaran VOC
Kesimpulan
Kerajaan Siak Sri Indrapura adalah salah satu kerajaan tertua dan terkaya di Nusantara yang berdiri sejak abad ke-13.
Kerajaan ini memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia, baik dari segi politik, ekonomi, budaya, maupun agama.
Kerajaan ini juga meninggalkan banyak peninggalan berupa bangunan-bangunan bersejarah, artefak-artefak budaya, dan dokumen-dokumen penting yang menjadi saksi bisu kejayaannya.
Kerajaan Siak Sri Indrapura adalah salah satu warisan bangsa Indonesia yang patut dihormati dan dilestarikan.