Intisari-online.com -Ichiki Tatsuo adalah seorang pemuda Jepang yang lahir di Tokyo pada tahun 1924.
Dia memiliki minat besar terhadap fotografi dan menjadi anggota dari Japan Photographic Society.
Pada tahun 1943, dia diwajibkan untuk mengikuti dinas militer dan dikirim ke Indonesia sebagai bagian dari Angkatan Darat Kekaisaran Jepang.
Di Indonesia, Ichiki Tatsuo bertemu dengan para pemuda Indonesia yang berjuang untuk kemerdekaan dari penjajahan Belanda.
Dia merasa simpati dan kagum dengan semangat mereka, dan mulai mempelajari bahasa, budaya, dan sejarah Indonesia.
Dia juga menyadari bahwa Jepang tidak berniat untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia, melainkan hanya ingin menggantikan posisi Belanda sebagai penjajah.
Ichiki Tatsuo kemudian memutuskan untuk membelot dari Jepang dan bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR), pasukan bersenjata yang dibentuk oleh pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 5 Oktober 1945.
Dia menjadi salah satu dari sedikit orang Jepang yang berani melawan negaranya sendiri demi membela Indonesia.
Ichiki Tatsuo merasa kecewa dengan kebijakan Jepang yang mengeksploitasi sumber daya alam dan manusia Indonesia, serta menganiaya para pejuang kemerdekaan Indonesia.
Menurut salah satu sumber, Ichiki Tatsuo mengatakan bahwa “Jepang tidak datang ke Indonesia untuk memberikan kemerdekaan, melainkan untuk menggantikan Belanda sebagai penjajah”.
Ichiki Tatsuo juga menyaksikan sendiri bagaimana Jepang melakukan pembantaian, penyiksaan, dan penindasan terhadap rakyat Indonesia.
Baca Juga: Temui Soekarno dkk di Vietnam, Inilah Jenderal Jepang yang Janjikan Kemerdekaan ke Indonesia
Ichiki Tatsuo memiliki hubungan dekat dengan beberapa tokoh Indonesia, seperti Sudirman, Sukarno, dan Hatta.
Ichiki Tatsuo bertemu dengan mereka saat bekerja sebagai penerjemah, penulis, dan fotografer di bawah pemerintahan Jepang.
Ichiki Tatsuo merasa simpati dan kagum dengan semangat dan cita-cita mereka untuk memerdekakan Indonesia dari penjajahan.
Ichiki Tatsuo juga menjadi anggota dari komite pengembangan bahasa Indonesia yang dibentuk oleh Sukarno dan Hatta.
Ichiki Tatsuo bahkan mendapatkan teks kenangan dari Sukarno yang disimpan di biara Buddha di Tokyo
Sebagai anggota TKR, Ichiki Tatsuo berperan sebagai fotografer, penerjemah, dan penghubung antara TKR dan tentara Jepang yang masih berada di Indonesia.
Dia juga ikut terlibat dalam beberapa pertempuran melawan tentara Belanda dan sekutunya, seperti Pertempuran Surabaya pada November 1945.
Dia selalu membawa kamera dan mengabadikan momen-momen penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Sayangnya, Ichiki Tatsuo gugur dalam sebuah pertempuran di Magelang, Jawa Tengah pada tanggal 15 Januari 1949.
Dia meninggal dalam usia 24 tahun, dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Hingga kini, nama dan jasa Ichiki Tatsuo masih dihormati oleh rakyat Indonesia sebagai salah satu pahlawan nasional.
Ichiki Tatsuo adalah contoh nyata dari seorang pembelot Jepang yang berjuang untuk merah putih.
Baca Juga: Kisah Paul Tibbets, Pilot Pembawa Bom Atom yang Mengubah Sejarah Dunia
Dia menunjukkan bahwa cinta tanah air tidak terbatas oleh batas negara atau ras, melainkan oleh hati nurani dan keadilan.
Dia adalah seorang samurai yang gugur di medan perang Indonesia.