Mengapa Beberapa Penulis Sejarah Terkadang Hasilkan Kisah Berbeda saat Menulis Peristiwa yg Sama?

Ade S

Editor

Peristiwa Rengasdengklok. Latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok adalah adanya perbedaan pendapat antara golongan muda dan tua. Mengapa beberapa penulis sejarah terkadang menghasilkan kisah sejarah berbeda padahal sama-sama menulis peristiwa yang sama? Ini alasannya.
Peristiwa Rengasdengklok. Latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok adalah adanya perbedaan pendapat antara golongan muda dan tua. Mengapa beberapa penulis sejarah terkadang menghasilkan kisah sejarah berbeda padahal sama-sama menulis peristiwa yang sama? Ini alasannya.

Intisari-Online.com -Sejarah adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa masa lalu yang berkaitan dengan manusia dan kebudayaannya.

Sejarah juga merupakan hasil penulisan dari penelitian sejarah yang disebut historiografi.

Namun, mengapa beberapa penulis sejarah terkadang menghasilkan kisah sejarah berbeda padahal sama-sama menulis peristiwa yang sama?

Apakah mereka sengaja memutarbalikkan fakta atau ada faktor lain yang mempengaruhi?

Artikel ini akan menjelaskan alasan-alasan mengapa hal itu bisa terjadi.

1. Sumber Bukti

Sumber bukti adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi tentang peristiwa masa laluyang dapat berupa sumber primer atau sekunder.

Sumber bukti sangat penting dalam penelitian sejarah karena menjadi dasar untuk merekonstruksi peristiwa masa lalu.

Namun, sumber bukti tidak selalu lengkap, akurat, objektif, dan mudah ditemukan. Beberapa sumber bukti mungkin hilang, rusak, palsu, bias, atau sulit diakses.

Oleh karena itu, setiap penulis sejarah harus melakukan verifikasi atau kritik sumber bukti untuk menentukan keaslian, nilai, dan makna sumber bukti tersebut.

Baca Juga: Penjelasan Mengenai Konsep Perubahan dalam Peristiwa Sejarah, Berikut Contohnya

Dalam melakukan verifikasi atau kritik sumber bukti, setiap penulis sejarah mungkin memiliki cara pandang atau pendekatan yang berbeda-beda.

Misalnya, ada penulis sejarah yang lebih percaya pada sumber primer daripada sumber sekunder, atau ada penulis sejarah yang lebih mengutamakan sumber bukti tertulis daripada sumber bukti lisan.

Selain itu, ada juga penulis sejarah yang lebih kritis atau lebih toleran terhadap sumber bukti yang bias atau kontroversial.

Hal ini dapat menyebabkan perbedaan dalam pemilihan, penilaian, dan penafsiran sumber bukti oleh setiap penulis sejarah.

Akibatnya, kisah sejarah yang dihasilkan oleh setiap penulis sejarah mungkin berbeda-beda, meskipun menulis peristiwa yang sama.

2. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh penulis sejarah untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan sumber bukti dalam bentuk historiografi.

Dalam melakukan metode penelitian sejarah, setiap penulis sejarah mungkin memiliki teknik atau gaya yang berbeda-beda.

Misalnya, ada penulis sejarah yang lebih banyak menggunakan metode kuantitatif daripada metode kualitatif, atau ada penulis sejarah yang lebih banyak menggunakan metode analitis daripada metode deskriptif.

Selain itu, ada juga penulis sejarah yang lebih banyak menggunakan metode sinkronik daripada metode diakronik, atau ada penulis sejarah yang lebih banyak menggunakan metode tematik daripada metode kronologis.

Hal ini dapat menyebabkan perbedaan dalam pengolahan, pengorganisasian, dan penyampaian sumber bukti oleh setiap penulis sejarah.

Baca Juga: Bagaimana Cara Mengamati Peristiwa Keluarga yang Terjadi pada Masa Lalu?

Akibatnya, kisah sejarah yang dihasilkan oleh setiap penulis sejarah mungkin berbeda-beda, meskipun menulis peristiwa yang sama.

3. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah cara melihat atau memandang suatu peristiwa masa lalu dari perspektif tertentuyang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti latar belakang pribadi, sosial, budaya, politik, ekonomi, agama, dan lain-lain.

Sudut pandang sangat berpengaruh dalam penelitian sejarah karena menentukan fokus dan arah dari penelitian tersebut, sebab setiap penulis sejarah memiliki sudut pandang sendiri-sendiri dalam menulis peristiwa masa lalu.

Misalnya, ada penulis sejarah yang menulis dari sudut pandang nasionalis, ada yang menulis dari sudut pandang marxis, ada yang menulis dari sudut pandang feminis, dan lain-lain.

Hal ini dapat menyebabkan perbedaan dalam pemilihan, pemberian bobot, dan pengungkapan fakta-fakta masa lalu oleh setiap penulis sejarah.

Akibatnya, kisah sejarah yang dihasilkan oleh setiap penulis sejarah mungkin berbeda-beda, meskipun menulis peristiwa yang sama.

4. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan adalah alasan atau motif dari setiap penulis sejarah dalam menulis peristiwa masa lalu, baikbersifat ilmiah atau non-ilmiah.

Tujuan penulisan sangat berpengaruh dalam penelitian sejarah karena menentukan sikap dan etika dari setiap penulis sejarah dalam menulis peristiwa masa lalu.

Penulis sejarah yang memiliki tujuan ilmiah biasanya akan berusaha untuk bersikap objektif, jujur, teliti, dan bertanggung jawab dalam menulis sejarah.

Penulis sejarah yang memiliki tujuan non-ilmiah mungkin akan berusaha untuk bersikap subjektif, tidak jujur, tidak teliti, dan tidak bertanggung jawab dalam menulis sejarah.

Hal ini dapat menyebabkan perbedaan dalam pemilihan, pemberian bobot, dan pengungkapan fakta-fakta masa lalu oleh setiap penulis sejarah.

Akibatnya, kisah sejarah yang dihasilkan oleh setiap penulis sejarah mungkin berbeda-beda, meskipun menulis peristiwa yang sama.

Demikianlah penjelasan tentang mengapa beberapa penulis sejarah terkadang menghasilkan kisah sejarah berbeda padahal sama-sama menulis peristiwa yang sama.Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang tertarik dengan ilmu sejarah.

Baca Juga: Penyebab Khalifah Umar Tetapkan Peristiwa Hijrahnya Nabi Sebagai Awal Tahun Hijriyah dalam Islam

Artikel Terkait