Perang Takhta Jawa Pertama, Ketika Pangeran Puger Singkirkan Amangkurat III Sebagai Raja Mataram Islam

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Dalam Perang Takhta Jawa Pertama, Pangeran Puger mengalahkan Amangkurat III, lalu menjadi raja Mataram Islam dengan gelar Pakubuwono I.
Dalam Perang Takhta Jawa Pertama, Pangeran Puger mengalahkan Amangkurat III, lalu menjadi raja Mataram Islam dengan gelar Pakubuwono I.

Dalam Perang Takhta Jawa Pertama, Pangeran Puger mengalahkan Amangkurat III, lalu menjadi raja Mataram Islam dengan gelar Pakubuwono I.

Intisari-Online.com -Begitu banyak intrik dan perebutan kekuasan di internal keraton Mataram Islam.

Salah satunya adalah perang perebutan kekuasan antaran Pangeran Puger dan Amangkurat III, kelak dikenal sebagai Perang Takhta Jawa pertama atau Perang Suksesi Jawa I.

Perang ini dimenangkan oleh Pangeran Puger, setelah menjadi raja Mataram bergeral Pakubuwono I.

Perang Takhta Jawa Pertama terjadi antara1704 hingga 1708.

Pangeran Puger berhasil menyingkirkan Amangkurat III berkat bantuan VOC.

Perang ini diawali dengan meninggalnya Amangkurat II, saudara Pangeran Puger.

Amangkurat II kemudian digantikan oleh Raden Mas Sutiknya, bergelar Amangkurat III.

Tapi Pangeran Puger merasa dirinyalah yang berkah menjadi raja.

Dia pun pergi ke Semarang, minta bantuan kepada VOC.

Pangeran Puger menganggap bahwa Amangkurat III merupakan musuh bersama, antara Kesultanan Mataram dan VOC.

Menurut Pangeran Puger, rakyat Jawa lebih mendukungnya sebagai raja daripada Amangkurat III.

Tak hanya mendapat bantuan dari VOC, Pangeran Puger juga mendapat bantuan dari Cakraningrat II, penguasa Madura bagian barat.

VOC kemudian mengakui Pangeran Puger sebagai raja Mataram dengan gelar Pakubuwono I.

Pengakuan VOC inilah yang menjadi awal dari pecahnya Perang Suksesi Jawa I atau Perang Takhta Jawa I.

Setelah pengakuan dari VOC, banyak wilayah pesisir utara yang tidak tertarik mendukung Pakubuwono I.

Akhir 1704, Pakubuwono I berhasil menundukkan Demak.

Lalu disusul dengan serangan ke Kartasura.

Akibat serangan itu, Amangkurat III terpaksa melarikan diri ke timur dan mencari suaka kepada Untung Surapati.

Pada September 1704, Pakubuwono I masuk ke Kartasura dan menduduki takhta Mataram.

Pasukan Pakubuwono I terdiri dari prajurit Jawa dan Madura, serta didukung oleh VOC, suku Bugis, Makassar, Bali, Melayu, Banda, Ambon, dan Mardijkers (tawanan Belanda yang diperoleh setelah menguasai daerah jajahan Portugis).

Setelah itu, gabungan pasukan Mataram, VOC, dan Madura melakukan kampanye militer, yang berhasil membunuh Untung Surapati di Bangil pada 1706.

Setahun kemudian, Pasuruan berhasil dikuasai Mataram hingga membuat Amangkurat III menyingkir ke Malang.

Setelah Pasuruan takluk, terjadi perang yang sangat memberatkan kedua belah pihak.

Perang tersebut bahkan memaksa Amangkurat III berunding dengan VOC pada 1708.

Dalam perundingan tersebut, Amangkurat III meminta syarat untuk diberikan sebagian Jawa dan tidak tunduk kepada Pakubuwono I.

Namun, VOC memiliki rencana lain, yakni menangkap Amangkurat III dan mengasingkannya ke Sri Lanka hingga akhir hayatnya pada 1734.

Artikel Terkait