Mengapa Jepang Menyatakan Menyerah Tanpa Syarat Kepada Sekutu?

Ade S

Penulis

Mengapa Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada akhir PD II setelah pengeboman Hiroshima dan Nagasaki.
Mengapa Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada akhir PD II setelah pengeboman Hiroshima dan Nagasaki.

Intisari-Online.com -Perang Dunia II adalah konflik global yang melibatkan hampir semua negara di dunia. Perang ini berlangsung dari tahun 1939 hingga 1945 dan menelan jutaan korban jiwa.

Salah satu peristiwa penting yang mengakhiri perang ini adalah penyerahan Jepang kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945.

Mengapa Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu? Bagaimana seandainya Amerika Serikat tidak menjatuhkan bom di sana? Akankah perang berakhir pada bulan Agustus 1945?

Artikel ini akan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mengulas sejarah dan latar belakang peristiwa tersebut.

Mengapa Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu?

Perang antara Jepang dan Amerika Serikat berlangsung sengit dan berdarah.

Jepang mengalami banyak kekalahan dalam pertempuran-pertempuran penting seperti Pertempuran Midway, Pertempuran Guadalcanal, Pertempuran Iwo Jima, dan Pertempuran Okinawa.

Selain itu, Jepang juga menghadapi tekanan dari Uni Soviet yang mendeklarasikan perang terhadap mereka pada tanggal 8 Agustus 1945.

Namun, pukulan terbesar bagi Jepang adalah pengeboman atom yang dilakukan oleh Amerika Serikat di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan di kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945.

Pengeboman ini menyebabkan kematian ratusan ribu orang dan kerusakan parah di kedua kota tersebut.

Baca Juga: Simak Alasan Mengapa Jepang Menyerah Tanpa Syarat kepada Sekutu

Pengeboman atom ini membuat pemerintahan Jepang menyadari bahwa mereka tidak memiliki pilihan lain selain menyerah kepada Sekutu.

Pada tanggal 14 Agustus 1945, Kaisar Hirohito mengumumkan penyerahan tanpa syarat Jepang melalui siaran radio.

Penyerahan resmi dilakukan pada tanggal 2 September 1945 di atas kapal USS Missouri di Teluk Tokyo dengan ditandatanganinya dokumen penyerahan oleh Menteri Luar Negeri Jepang Mamoru Shigemitsu dan Panglima Tertinggi Sekutu Douglas MacArthur.

Bagaimana seandainya Amerika Serikat tidak menjatuhkan bom di sana?

Tidak ada jawaban pasti untuk pertanyaan ini, karena ini adalah skenario hipotetis yang bergantung pada banyak faktor dan kemungkinan. Namun, beberapa sejarawan dan analis telah mencoba membuat spekulasi berdasarkan bukti-bukti dan sumber-sumber yang ada.

Beberapa kemungkinan skenario yang dapat terjadi adalah:

- Jepang akan menyerah setelah Uni Soviet menyerbu Manchuria dan Korea. Pada tanggal 8 Agustus 1945, Uni Soviet melancarkan serangan besar-besaran terhadap Manchuria, wilayah yang diduduki oleh Jepang di China utara. Beberapa sejarawan berpendapat bahwa serangan Uni Soviet ini lebih berpengaruh daripada pengeboman atom dalam mendorong Jepang untuk menyerah.

- Jepang akan menyerah setelah Amerika Serikat melakukan blokade laut dan udara yang lebih ketat. Amerika Serikat memiliki keunggulan dalam hal angkatan laut dan udara dibandingkan dengan Jepang. Amerika Serikat dapat menggunakan keunggulan ini untuk melakukan blokade laut dan udara yang lebih ketat terhadap Jepang. Beberapa sejarawan berpendapat bahwa blokade ini akan membuat Jepang menyerah karena tidak mampu bertahan lebih lama.

- Jepang akan menyerah setelah Amerika Serikat melakukan invasi darat ke pulau-pulau utama Jepang. Amerika Serikat memiliki rencana untuk melakukan invasi darat ke pulau-pulau utama Jepang, yaitu Kyushu dan Honshu, dengan nama sandi Operasi Downfall. Beberapa sejarawan berpendapat bahwa invasi ini akan membuat Jepang menyerah karena tidak memiliki pilihan lain.

Akankah perang berakhir pada bulan Agustus 1945?

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, tidak ada jawaban pasti untuk pertanyaan ini, karena ini adalah skenario hipotetis yang bergantung pada banyak faktor dan kemungkinan.

Baca Juga: Termasuk Jadi Anggota Kerajaan Pertama yang Disusui Ibunya Sendiri, Ini Sederet Fakta Unik Sosok Kaisar Naruhito yang Bertemu Jokowi

Namun, beberapa sejarawan dan analis telah mencoba membuat spekulasi berdasarkan bukti-bukti dan sumber-sumber yang ada.

Beberapa kemungkinan skenario yang dapat terjadi adalah:

-Perang tetap akan berakhir pada bulan Agustus 1945 jika seandainya Amerika Serikat tidak menjatuhkan bom di Jepang, karena Jepang sudah terdesak oleh serangan Uni Soviet dan blokade laut dan udara Amerika Serikat. Argumen ini didasarkan pada asumsi bahwa Jepang lebih takut kepada Uni Soviet daripada Amerika Serikat, karena Uni Soviet memiliki potensi untuk mengancam keberadaan Kekaisaran Jepang dengan menyerbu wilayah-wilayah yang diduduki oleh Jepang di China utara, Korea, dan Manchuria.

- Perang tidak akan berakhir pada bulan Agustus 1945 jika seandainya Amerika Serikat tidak menjatuhkan bom di Jepang, karena Jepang masih memiliki semangat perlawanan yang tinggi dan bersedia melanjutkan perang hingga titik darah penghabisan. Argumen ini didasarkan pada asumsi bahwa Jepang memiliki budaya militer yang kuat dan fanatik, yang menghormati nilai-nilai seperti kesetiaan, kehormatan, dan pengorbanan.

- Perang mungkin akan berakhir pada bulan Agustus 1945 atau setelahnya jika seandainya Amerika Serikat tidak menjatuhkan bom di Jepang, karena Jepang mungkin akan mencari jalan keluar untuk bernegosiasi dengan Sekutu tanpa harus menyerah tanpa syarat. Argumen ini didasarkan pada asumsi bahwa Jepang masih memiliki harapan untuk mendapatkan perlakuan yang lebih baik dari Sekutu jika mereka dapat mempertahankan beberapa syarat atau kondisi dalam penyerahan diri mereka.

Demikianlah penjelasanmengapa Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada akhir PD II setelah pengeboman Hiroshima dan Nagasaki.

Baca Juga: Serat Baratayuda, Manuskrip Bersejarah Mataram yang Dipamerkan ke Kaisar Jepang di Keraton Yogyakarta

Artikel Terkait