Sudah Ada Sejak 13 SM, Ini Peristiwa Sejarah Istanbul Menyimpan Peradaban Dunia

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Konstantinopel, wilayah Turki sebelum menjadi Istanbul.
Ilustrasi - Konstantinopel, wilayah Turki sebelum menjadi Istanbul.

Intisari-online.com - Istanbul adalah kota terbesar di Turki yang memiliki pesona dan sejarah yang luar biasa.

Kota ini merupakan satu-satunya kota di dunia yang terletak di dua benua, yaitu Asia dan Eropa, yang dipisahkan oleh selat Bosporus.

Istanbul juga menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa penting yang membentuk peradaban dunia, mulai dari zaman Yunani kuno, Romawi, Bizantium, hingga Ottoman.

Sejarah Istanbul dimulai dari abad ke-13 SM, ketika suku-suku Thracia mendirikan pemukiman yang disebut Lygos di tepi barat selat Bosporus.

Pada abad ke-7 SM, pemukiman ini dikuasai oleh bangsa Yunani dan diberi nama Byzantion.

Kota ini kemudian menjadi bagian dari Republik Romawi pada tahun 196 M dan dijadikan ibu kota Kekaisaran Romawi Timur atau Bizantium pada tahun 330 M oleh Kaisar Konstantinus Agung.

Nama kota ini pun diubah menjadi Konstantinopel untuk menghormati pendirinya.

Konstantinopel berkembang menjadi kota terbesar dan terkaya di Eropa pada Abad Pertengahan, dengan populasi mencapai setengah juta jiwa.

Kota ini juga menjadi pusat kebudayaan dan keagamaan Kristen Ortodoks, serta titik persimpangan antara Jalur Sutra dan jalur perdagangan Mediterania.

Namun, kota ini juga mengalami berbagai serangan dan pengepungan dari bangsa-bangsa lain, seperti Persia, Arab, Viking, Bulgar, Rusia, Mongol, dan Turki Seljuk.

Pada tahun 1453, Konstantinopel akhirnya jatuh ke tangan Kesultanan Ottoman yang dipimpin oleh Sultan Mehmed II atau dikenal sebagai Sang Penakluk.

Baca Juga: Kisah Nyi Ageng Serang, Perempuan Ningrat dari Mataram Islam yang Menentang Kolonialisme

Penaklukan ini menandai berakhirnya Kekaisaran Bizantium dan awal dari dominasi Islam di wilayah tersebut.

Sultan Mehmed II menjadikan Konstantinopel sebagai ibu kota baru Kesultanan Ottoman dan mengubah nama kota ini menjadi Istanbul.

Ia juga memerintahkan pembangunan berbagai masjid, istana, sekolah, rumah sakit, dan infrastruktur lainnya untuk memperindah dan memodernisasi kota ini.

Istanbul menjadi pusat peradaban Islam pada masa kejayaan Ottoman, yang mencapai puncaknya pada abad ke-16 dan ke-17.

Kota ini menjadi tempat berkumpulnya para ilmuwan, seniman, sastrawan, arsitek, dan tokoh-tokoh penting lainnya dari berbagai negara dan budaya.

Kota ini juga menjadi saksi dari berbagai perang dan konflik yang melibatkan Ottoman dengan negara-negara Eropa, seperti Perang Salib, Perang Turki-Venesia, Perang Turki-Rusia, Perang Turki-Safawi, dan Perang Dunia I5

Pada tahun 1923, setelah runtuhnya Kesultanan Ottoman akibat Perang Kemerdekaan Turki, Istanbul kehilangan statusnya sebagai ibu kota negara yang digantikan oleh Ankara.

Nama kota ini pun secara resmi diubah menjadi Istanbul pada tahun 1930 oleh Republik Turki yang baru dibentuk.

Meskipun demikian, Istanbul tetap menjadi kota terbesar dan terpenting di Turki dari segi ekonomi, budaya, dan sejarah.

Kota ini juga menjadi salah satu destinasi wisata terpopuler di dunia, dengan lebih dari 13 juta pengunjung asing pada tahun 20182

Istanbul adalah kota yang menyimpan sejarah peradaban dunia dalam setiap sudutnya.

Baca Juga: Persahabatan Indonesia-Mesir, Hubungan Spesial yang Berawal dari Peristiwa 10 Juni 1947

Kota ini menawarkan berbagai daya tarik bagi para wisatawan yang ingin menyaksikan keindahan arsitektur, kekayaan budaya, keragaman kuliner, dan kehangatan masyarakatnya.

Istanbul adalah kota yang tidak pernah membosankan dan selalu memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi siapa pun yang mengunjunginya.

Artikel Terkait