Bersepeda dari Jakarta ke Paris untuk Kampanye Penyelamatan Bumi

Ade S

Editor

Royke Lumowa dan tim saat konferensi pers acara Cycling Anywhere to Save the Earth, di Jakarta, Rabu (7/6/2023).
Royke Lumowa dan tim saat konferensi pers acara Cycling Anywhere to Save the Earth, di Jakarta, Rabu (7/6/2023).

Intisari-Online.com -Bersepeda merupakan salah satu cara untuk mengurangi polusi lingkungan yang perlu dipromosikan agar lebih banyak diketahui oleh masyarakat.

Program bersepeda dari Jakarta, Indonesia, ke Paris, Perancis, dengan tema Cycling Anywhere to Save the Earth ingin menyebarkan semangat bersepeda ini.

Royke Lumowa, sebagai inisiator program Cycling Anywhere to Save the Earth, mengatakan, sepeda adalah alat transportasi yang ramah lingkungan yang perlu ditingkatkan penggunaannya.

Namun, masih sedikit yang tertarik untuk beralih ke alat transportasi ini.

Untuk mendorong lebih banyak orang Indonesia mau menggunakan alat transportasi tersebut, Royke berencana melakukan perjalanan bersepeda dari Jakarta sampai ke Paris.

Perjalanan ini direncanakan dimulai pada tanggal 8 Juli 2023 dan berakhir pada November 2024. Ada sekitar 47 negara di beberapa benua yang akan dilalui selama perjalanan.

Ia menargetkan bisa sampai di Paris pada tanggal 26 Juli 2024, bertepatan dengan pembukaan Olimpiade 2024, kemudian melanjutkan ke negara-negara lain.

Selain itu, upaya ini juga sebagai bagian dari promosi Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade musim panas tahun 2036.

”Acara ini upaya kami mengajak masyarakat melakukan aksi penyelamatan Bumi dengan rencana-rencana yang nyata,” katanya, di Jakarta, Rabu (7/6/2023).

Beberapa tantangan harus dihadapi selama perjalanan, terutama medan-medan bersepeda yang memang terkenal sulit.

Mantan Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara RI periode 2016-2019 ini menyebut, bersepeda di kawasan perbatasan China menuju Nepal akan menjadi tantangan tersendiri.

Dengan lokasi di ketinggian 4.000-5.000 meter di atas permukaan laut (mdpl), fisik pria berusia 61 tahun ini akan diuji. Dari usianya tersebut, ia pun meyakini, kegiatan bersepeda dapat dilakukan siapa saja yang ingin berkontribusi terhadap perbaikan lingkungan.

Dalam satu hari, Royke menargetkan untuk bersepeda 100-150 kilometer sesuai dengan kondisi lintasan. Selain itu, ia menambahkan, dirinya tidak akan melewati Myanmar karena wilayah tersebut belum kondusif akibat konflik bersenjata.

Selain memicu minat bersepeda, kegiatan ini juga diharapkan bisa menarik semakin banyak orang Indonesia untuk memahami isu lingkungan. Keberlanjutan alam penting karena berkaitan dengan kelangsungan aspek sosial dan ekonomi masyarakat.

Menurutnya, isu lingkungan sudah cukup menjadi perhatian bagi Pemerintah Indonesia. Berbagai kebijakan dan aturan pelestarian lingkungan di Indonesia sudah cukup baik dan lengkap.

Namun, pelaksanaannya sering tidak berjalan karena kurangnya pengawasan dari pemerintah dan adanya pembiaran dari aparat penegak hukum di berbagai tingkatan. Aktivitas seperti ini terjadi hampir di banyak wilayah di Indonesia.

Mengacu pada penelitian doktoralnya di Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia mengenai aktivitas tambang emas ilegal di Gunung Botak, Maluku, Royke menjelaskan, kunci menyelesaikan hal itu adalah pentingnya pengawasan yang ketat terhadap pelaksanaan regulasi pertambangan dan lingkungan di lapangan agar hal-hal tersebut tidak lagi terjadi.

Dalam acara ini pula, Royke berharap bisa melihat bagaimana pemerintah negara-negara sahabat merawat alam dan lingkungannya sehingga nanti juga bisa diterapkan di Indonesia.

”Silakan saja mencari sesuap nasi, tapi jangan dengan merusak alam. Akibatnya deforestasi, hak sosial dan ekonomi masyarakat terenggut,” katanya.

Expedition Manager Cycling to Save the Earth Yayak M Saat menjelaskan, selama bersepeda, Royke akan didampingi empat orang yang bertugas untuk membantu operasional perjalanan. Tiga sepeda bertipe road bike disiapkan tim untuk berbagai kondisi medan.

Soal akomodasi, ia sudah menentukan rute perjalanan di mana terdapat tempat penginapan di sekitarnya. Opsi berkemah hanya dilakukan jika tidak ada lagi penginapan yang tersedia sepanjang perjalanan.

Dalam analisis perencanaannya, ia menyebut terdapat satu ruas jalan di Pakistan sekitar 800 kilometer yang tidak ada pemukiman ataupun penginapan di sekitarnya.

Karena itu, jadwal bersepeda diatur dengan ketat agar bisa berjalan sesuai rencana.

Tim juga menyimpan dua jeriken solar dengan kapasitas masing-masing 40 liter sebagai antisipasi kehabisan bahan bakar saat perjalanan. Pihaknya pun sudah membawa dokumen khusus agar tetap dapat memilih saat Pemilu 2024 digelar pada Februari tahun depan.

Jika mengacu pada rencana, Royke dan tim akan mencoblos di kawasan Eropa Timur, seperti di Kosovo ataupun Montenegro.

”Sudah kami persiapkan selama satu tahun ke belakang tim ini. Semoga semuanya berjalan lancar,” katanya.

Baca Juga: Ingin Beli Sepeda Listrik untuk Anak? Jangan Lupa Minta Ini pada Dealer

Artikel Terkait