Intisari-Online.com - Beberapa posisi penting yang dulu dikuasai pria kini mulai diisi perempuan. Dominasi perempuan makin terlihat. Namun, sebuah penelitian dari University of Texas di Austin, Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa seorang perempuan pemimpin lebih mudah terserang stres.
"Perempuan yang menduduki sebuah jabatan di pekerjaannya – yang memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain dan selalu bersemangat – menderita gejala depresi lebih tinggi daripada perempuan yang tidak memiliki kekuatan," kata sosiolog, Tatyana Pudrovska.
“Pada kaum adam yang menduduki sebuah jabatan menderita gejala depresi rendah dibandingkan laki-laki yang tidak memiliki kekuatan di pekerjaannya,” ucap Pudrovska.
Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Health and Social Behaviour ini mengkaji lebih dari 1.300 laki-laki paruh baya dan 1.500 perempuan paruh baya.
Terkait hasil penelitian, Pudrovska berkomentar, "Kami menemukan bahwa para perempuan yang terlibat di dalam penelitian mengenyam pendidikan yang baik, memiliki pendapatan yang tinggi, mempunyai pekerjaan yang bergengsi, mereka menduduki jabatan dan mereka sangat puas akan hal itu. Namun mereka memiliki kesehatan mental yang lebih buruk daripada perempuan yang status pekerjaannya lebih rendah.”
Lantas mengapa seorang pemimpin perempuan menderita gejala depresi yang lebih tinggi?
Pudrovska menjelaskan bahwa perempuan yang menduduki sebuah jabatan perlu mengatasi ketegangan yang terjadi antar pribadi. “Dia juga perlu menghadapi interaksi negatif yang terjadi pada bawahannya, stereotip negatif tentang dirinya, dan prasangka. Dia pun harus mampu bertahan dari hal-hal negatif yang muncul dari rekan kerja, atasan, dan bawahan.”
Seorang pemimpin perempuan kerap dipandang kurang tegas dan yakin. Sehingga sering dianggap bukan sebagai pemimpin yang kuat. Dan ketika mereka benar-benar memperlihatkan karakter itu saat memimpin, mereka dinilai negatif. Hal ini yang menjadi pemicu stres pada seorang pemimpin perempuan.
Menurut penulis penelitian, seorang perempuan pemimpin lebih mudah terserang stres. Sedangkan seorang pemimpin laki-laki sedikit menghadapi stres karena mereka tidak perlu menghadapi stereotip negatif tentang dirinya. (THE TIMES OF INDIA)