Intisari-online.com - Sebuah insiden kecelakaan kereta memilukan terjadi di India, pada Sabtu (3/4/23).
Rupanya kecelakaan serupa juga pernah terjadi di Indonesia, tepatnya di Bintaro.
Pada 19 Oktober 1987, Indonesia diguncang oleh tragedi kecelakaan kereta api yang paling mengerikan sepanjang sejarahnya.
Dua kereta api dari arah berlawanan bertabrakan di Pondok Betung, Bintaro, Tangerang, menewaskan 156 orang dan melukai 300 orang lainnya.
Bagaimana kejadian itu bisa terjadi dan apa dampaknya bagi dunia perkeretaapian Indonesia?
Kronologi Tragedi Bintaro
Tragedi Bintaro bermula dari kesalahan komunikasi antara petugas stasiun Kebayoran dan stasiun Sudimara.
Pada pagi hari itu, KA 225 Rangkas Bitung - Jakarta Kota seharusnya menunggu KA 220 Tanah Abang - Merak di stasiun Sudimara untuk melakukan persilangan.
Namun, karena pergantian petugas dan gangguan sinyal, informasi ini tidak sampai dengan jelas kepada kedua pihak.
Akibatnya, KA 225 yang sudah berada di stasiun Sudimara mendapat perintah untuk melanjutkan perjalanan ke stasiun Kebayoran tanpa mengetahui bahwa KA 220 juga sedang menuju ke arah yang sama.
Sementara itu, KA 220 yang berangkat dari stasiun Kebayoran juga tidak mengetahui bahwa sepur yang ia lalui sudah ditempati oleh KA 225.
Pada pukul 07.00 WIB, kedua kereta api bertemu di Pondok Betung, Bintaro, dan saling bertabrakan dengan kecepatan tinggi.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR