Ken Arok Sukses Menjadikan Tumapel Yang Awalnya Hanya Wilayah Bawahan Kediri Menjadi Kerajaan Besar

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Tumapel awalnya wilayah bawahan Kerajaan Kediri. Tapi Setelah dipimpin Ken Arok, wilayah ini menjadi kerajaan, kelak dikenal sebagai Kerajaan Singasari.
Tumapel awalnya wilayah bawahan Kerajaan Kediri. Tapi Setelah dipimpin Ken Arok, wilayah ini menjadi kerajaan, kelak dikenal sebagai Kerajaan Singasari.

Tumapel awalnya wilayah bawahan Kerajaan Kediri. Tapi Setelah dipimpin Ken Arok, wilayah ini menjadi kerajaan, kelak dikenal sebagai Kerajaan Singasari.

Intisari-Online.com -Tumapel banyak disebut dalam serat Pararaton.

Tumapel awalnya hanya wilayah bawahan kerajaan Kediri, tapi status itu kemudian berubah sejak Ken Arok atau Ken Angrok berhasil merebutnya dari tangan Tunggul Ametung.

Masih menurut Pararaton, Tumapel merupakan wilayah bawahan kerajaan Kediri.

Ketika itu yang menjadi pemimpin di wilayah, atau sebagai akuwu (setara camat), adalah Tunggul Ametung.

Dalam sebuah intrik, Ken Arok berhasil menghabisi nyawa Tunggul Ametung.

Ken Arok pun mengangkat dirinya sebagai pemimpin Tumapel dengan gelar "Sri Ranggah Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi"

Ken Angrok lantas menikahi janda Tunggul Ametung yang saat itu sedang mengandung, yaitu Ken Dedes.

Anak Ken Dedes dari Tunggul Ametung ini nantinya diberi nama Anusapati.

Selain beristrikan Ken Dedes, Ken Angrok mempunyai satu istri lagi bernama Ken Umang yang kelak melahirkan anak laki-laki bernama Tohjaya.

Sekitar 1221, terjadiperseteruan antara Kertajaya, raja Kerajaan Panjalu, dengan kaum brahmana.

Barangkali ini adalah waktu yang tepat bagi Ken Arok untuk melepaskan diri dari Kerajaan Kediri atau Panjalu.

Para brahmana lantas menggabungkan diri dengan Ken Angrok.

Puncak peperangan melawan Kadiri lantas meletus di Desa Ganter pada 1222 yang dimenangkan oleh pihak Tumapel.

Nagarakretagama juga menyebut tahun yang sama untuk pendirian Tumapel, tetapi tidak menyebutkan adanya nama Ken Arok.

Dalam naskah itu, pendiri Tumapel bernama "Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra" yang berhasil mengalahkan Kertajaya, raja Kadiri.

Pada 1253, Wisnuwardhana kemudian mengangkat putranya yang bernama Kertanagara sebagai yuwaraja (putra mahkota) dan mengganti nama ibu kota kerajaan menjadi Singhasari.

Nama Singhasari yang merupakan nama ibu kota kemudian justru lebih terkenal daripada nama Tumapel.

Inilah yang membuat Tumapel juga dikenal dengan nama Kerajaan Singhasari.

Penemuan Prasasti Mula Malurung di sisi lain memberikan pandangan yang berbeda dengan versi Pararaton, yang selama ini dikenal mengenai sejarah Tumapel.

Prasasti yang dikeluarkan Kertanagara tahun 1255 atas perintah Wisnuwardhana itu menyebutkan jika Tumapel didirikan oleh "Rajasa" yang dijuluki "Batara Siwa" setelah menaklukkan Kerajaan Kadiri.

Nama ini kemungkinan adalah gelar anumerta dari Ranggah Rajasa, karena dalam Nagarakretagama arwah pendiri Tumapel itu dipuja sebagai Siwa.

Selain itu, Pararaton juga menyebutkan bahwa Ken Arok lebih dulu menggunakan julukan Batara Siwa sebelum maju dalam perang melawan Kadiri.

Prasasti itu juga menyatakan jika kerajaan kemudian terpecah menjadi dua sepeninggal Ken Angrok:

Tumapel yang dipimpin oleh Anusapati dan Kadiri yang dipimpin oleh Mahesa Wong Ateleng alias Batara Parameswara.

Parameswara digantikan oleh Guningbhaya, kemudian Tohjaya.

Sementara itu, Anusapati digantikan oleh Seminingrat yang bergelar Wisnuwardhana.

Prasasti itu juga menyebutkan bahwa Tumapel dan Kadiri dipersatukan kembali oleh Seminingrat.

Kadiri kemudian menjadi kerajaan bawahan yang dipimpin oleh putranya, yaitu Kertanagara.

Lebih lanjut, prasasti ini menyatakan Tohjaya sebagai raja Kadiri, bukan raja Tumapel.

Hal ini memperkuat kebenaran berita dalam Nagarakretagama yang tidak menyebut Tohjaya sebagai raja di Tumapel.

Selain itu, pemberitaan dalam Nagarakretagama yang menyebut Kertanagara naik takhta tahun 1254 juga dapat diperdebatkan.

Kemungkinannya adalah Kertanagara menjadi raja muda di Kadiri terlebih dahulu, kemudian barulah pada 1268 dia bertakhta di Singasari.

Terlepas dari itu, Singasari atau Tumapel kelak di kemudian hari menjadi kerajaan yang cukup besar dan disegani.

Kerajaan ini bahwa berani mengadakan kampanye ekspansi yang dikenal sebagai Ekspedisi Pamalayu.

Tapi sayang, kerajaan ini kemudian hancur di tangan Jaya Katwang.

Artikel Terkait