Intisari-Online.com -Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam membangun perekonomian di awal kemerdekaan.
Salah satu tantangan tersebut adalah hiperinflasi dan blokade laut yang dilakukan oleh Belanda.
Lalu, apa langkah yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut?
Artikel ini akan membahas bagaimana pengaruh hiperinflasi dan blokade laut yang dilakukan Belanda terhadap perkembangan ekonomi Indonesia, serta apa langkah yang dilakukan untuk mengatasinya.
Anda akan mengetahui bagaimana pemerintah Indonesia melakukan stabilisasi moneter, diplomasi politik, dan kerjasama ekonomi regional untuk mengatasi hiperinflasi dan blokade laut.
Bagaimana pengaruh hiperinflasi dan blokade laut yang dilakukan Belanda terhadap perkembangan ekonomi Indonesia pada masa itu?
Hiperinflasi dan blokade laut yang dilakukan Belanda memiliki pengaruh negatif bagi perkembangan ekonomi Indonesia di awal kemerdekaan.
Pengaruh negatif tersebut antara lain:
1)Menurunkan daya beli masyarakat
Hiperinflasi menyebabkan nilai uang rupiah menurun drastis, sehingga masyarakat harus membayar lebih banyak untuk membeli barang dan jasa yang sama.
Baca Juga: Pengaruh Hiperinflasi dan Blokade Laut Belanda Terhadap Perkembangan Ekonomi Indonesia
Hal ini mengakibatkan kemiskinan dan kesulitan hidup bagi rakyat Indonesia.
2) Menghambat perdagangan internasional
Blokade laut menyebabkan Indonesia tidak bisa melakukan ekspor dan impor barang dengan negara lain.
Hal ini berdampak pada menurunnya devisa negara, menipisnya stok barang kebutuhan pokok, serta meningkatnya ketergantungan pada bantuan luar negeri.
3)Mengganggu pembangunan infrastruktur dan industri
Hiperinflasi dan blokade laut juga menghambat pembangunan infrastruktur dan industri di Indonesia.
Padahal, hal ini merupakan faktor penting dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Akibatnya, Indonesia masih bergantung pada sektor pertanian yang rentan terhadap bencana alam dan fluktuasi harga.
Apa langkah yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut?
Untuk mengatasi permasalahan hiperinflasi dan blokade laut, pemerintah Indonesia melakukan beberapa langkah strategis, antara lain:
1)Melakukan stabilisasi moneter
Pemerintah melakukan stabilisasi moneter dengan cara menarik uang beredar, menaikkan suku bunga, menetapkan nilai tukar tetap, serta mengeluarkan mata uang baru yaitu rupiah orde baru pada tahun 1950.
2)Melakukan diplomasi politik
Pemerintah melakukan diplomasi politik dengan cara mengadakan perundingan dengan Belanda di bawah naungan PBB.
Hasilnya adalah Perjanjian Roem-Royen pada tahun 1949 yang mengakhiri agresi militer Belanda dan mengakui kedaulatan Indonesia secara de facto.
3)Meningkatkan kerjasama ekonomi regional
Pemerintah meningkatkan kerjasama ekonomi regional dengan cara bergabung dengan Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955 yang melahirkan semangat Bandung.
Selain itu, pemerintah juga mendirikan Bank Sentral Asia Tenggara (SEACEN) pada tahun 1966 untuk meningkatkan kerjasama moneter antara negara-negara Asia Tenggara.
Demikian artikel tentang langkah yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan hiperinflasi dan blokade laut yang dilakukan Belanda.Semoga bermanfaat.