Intisari-online.com - Kuda Sembrani adalah hewan mitologi yang berasal dari cerita legenda masyarakat Nusantara.
Konon menggambarkan seekor kuda yang memiliki sayap dan bisa terbang dengan keberanian yang tinggi.
Dalam cerita pewayangan, kuda Sembrani adalah kuda yang menjadi tunggangan Batara Wisnu.
Sementara menurut hikayat rakyat Jawa, Sembrani adalah alat transportasi bagi raja, ratu dan senopati yang ingin cepat sampai ke tujuan.
Kuda Sembrani dikenal memiliki kemampuan terbang yang mengagumkan.
Dengan sekali kepakan sayap, kuda Sembrani bisa melaju sejauh ratusan kilometer.
Salah satu raja Jawa yang konon sering menggunakan kuda Sembrani untuk pergi ke Makkah adalah Sultan Agung yang memimpin Mataram Islam.
Sultan Agung adalah raja yang sakti dan membawa kerajaannya pada kemakmuran.
Sang raja sering bertapa untuk memeroleh petunjuk dari Ilahi.
Suatu kali dalam tapanya, sang Sultan memeroleh petunjuk gaib untuk mengangkat Ki Bodho sebagai abdinya agar seluruh kerajaannya semakin sejahtera.
Ki Bodho yang diberi titah untuk menjadi abdi Sultan langsung menerima titah rajanya.
Salah satu saran pertama yang diajukan Ki Bodho pada Sultan Agung adalah agar sang Raja memelihara kuda Sembrani.
Menurut ceritanya, kuda Sembrani hanya bisa ditemukan di Makkah, namun bagi Sultan Agung yang sakti untuk mendapat kuda ajaib itu bukanlah hal yang sulit.
Sang Sultan diceritakan selalu menunaikan ibadah Sholat Jumatnya di Makkah.
Kuda Sembrani yang dibeli langsung di Makkah lalu diserahkan pada Ki Bodho untuk dirawat dengan baik.
Yang unik, kuda Sembrani yang dibeli Sang Sultan di Makkah hanya mau diberi makan rumput yang tumbuh di tanah Arab.
Inilah yang membuat Ki Bodho harus pergi mencari rumput pakan kuda Sembrani ke Makkah setiap hari.
Ki Bodho yang sakti tanpa kesulitan memenuhi kemauan kuda Sembrani yang dirawatnya.
Hal ini ternyata menarik perhatian Sang Sultan yang pergi ke Makkah untuk beribadah Sholat Jumat.
Untuk memastikan bahwa Ki Bodho adalah orang yang dilihatnya di Makkah, sang Sultan menandai caping (topi bambu) yang ditinggalkan Ki Bodho ketika merumput di Makkah.
Kisah kuda Sembrani tidak hanya berasal dari kalangan istana, rakyat Jawa pun banyak yang mempercayainya.
Bahkan sejumlah lokasi disebut sebagai petilasan si kuda mitologi.
Misalnya di lereng Gunung Merbabu, tepatnya di Pakis, Kabupaten Magelang.
Di sana terdapat sebuah makam bernama Makam Jaran Sembrani.
Konon makam itu adalah tempat dimana kuda Sembrani milik Sultan Agung dimakamkan setelah mati karena usia tua.
Kuda Sembrani bagi orang Jawa bukan hanya hewan legenda, tetapi juga hewan yang membawa keberkahan bagi kerajaan Mataram Islam.
Kehadiran kuda Sembrani dianggap sebagai salah satu bukti kesaktian dan keagungan Sultan Agung sebagai raja terbesar Mataram Islam.
Kuda Sembrani juga dianggap sebagai mustika atau pusaka yang dapat melindungirakyat Jawa melawan penjajah Belanda.
Kuda Sembrani digunakan sebagai senjata rahasia oleh para pejuang Jawa yang ingin menyusup ke markas Belanda tanpa diketahui.
Kuda Sembrani juga digunakan sebagai alat komunikasi antara para pejuang Jawa yang berada di berbagai daerah.
Kuda Sembrani dapat membawa pesan-pesan penting dengan cepat dan aman.