Intisari-online.com -Konflik antara Rusia dan Ukraina semakin memanas setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer skala penuh di Ukraina pada Kamis, 28 April 2023.
Putin memerintahkan pasukan Ukraina untuk meletakkan senjata mereka dan memperingatkan setiap pasukan yang mengganggu akan menghadapi konsekuensinya.
Salah satu dampak dari serangan artileri Rusia adalah kematian massal pasukan Ukraina yang mencoba menerobos kota Artyomovsk, Bakhmut.
Kota ini merupakan salah satu titik strategis yang dikuasai oleh separatis pro-Rusia.
Menurut rekaman video yang beredar di Telegram, pasukan Ukraina yang dikirim ke Artyomovsk dihancurkan oleh artileri Rusia dalam perjalanan mereka.
Hanya beberapa detasemen kecil yang berhasil lolos.
Kelompok lapis baja Ukraina dengan tiga kendaraan tempur infanteri dan kendaraan sipil berhasil menerobos ke Artyomovsk di bawah tembakan artileri berat.
Namun, di salah satu ruas jalan, mereka diserang dari penyergapan.
Akibatnya, peralatan tersebut hancur, dan semua orang yang ada di dalamnya meninggal.
Posisi pasukan Ukraina saat diserang hanya berjarak 300 meter dari unit Rusia.
Serangan artileri Rusia juga menewaskan setidaknya 70 tentara Ukraina di pangkalan militer Okhtyrka2. Pangkalan ini merupakan basis udara utama Ukraina di wilayah timur.
Sementara itu, konvoi kendaraan lapis baja Rusia terus bergerak ke arah ibu kota Kiev.
Pasukan Rusia dan tentara bayarannya telah menguasai sebagian besar wilayah timur dan selatan Ukraina.
Serangan Rusia ke Ukraina disebut berpotensi menjadi Perang Dunia III3. Dampaknya bagi Indonesia antara lain adalah kenaikan harga minyak, pengaruh pasar modal dan pasar uang, serta ketegangan politik global.
Negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat telah melakukan berbagai upaya untuk menekan Rusia, termasuk dengan menjatuhkan sanksi ekonomi.
Namun, sanksi tersebut tidak efektif karena Rusia memiliki sekutu-sekutu kuat seperti China.
Penyelesaian damai melalui Dewan Keamanan PBB juga sulit terwujud karena Rusia memiliki hak veto sebagai anggota tetap.
Satu-satunya upaya terbuka untuk penyelesaian damai adalah melalui Majelis Umum PBB.