Mengenang Sosok Sri Sultan Hamengkubuwono IX Bangsawan yang Pernah Menjabat Menteri dan Wakil Presiden RI

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Sri Sultan Hamengkubuwono IX

Intisari-online.com - Sri Sultan Hamengkubuwono IX merupakan salah satu tokoh terkemuka dalam sejarah Indonesia.

Ia tidak hanya memegang peran sebagai Sultan Yogyakarta yang menjaga kedaulatan dan kebudayaan keraton.

Tetapi juga sebagai pejuang kemerdekaan dan pemimpin nasional yang berpengaruh di bidang politik dan ekonomi.

Sri Sultan Hamengkubuwono IX terlahir pada 12 April 1912 dengan nama Gusti Raden Mas Dorodjatun.

Ia adalah anak dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan Raden Ajeng Kustilah.

Sejak kecil, ia sudah dibekali dengan pendidikan untuk menjadi pewaris tahta keraton.

Ia juga mendapatkan pendidikan di Belanda, di mana ia mengambil jurusan Indologie dan Ekonomi.

Pada tahun 1940, ia dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta ke-9 setelah ayahnya wafat.

Ia menyandang gelar Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kandjeng Sultan Hamengkubuwono Senopati Ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sanga.

Sebagai Sultan Yogyakarta, ia banyak berperan dalam upaya kemerdekaan Indonesia.

Ia bergabung dengan Republik Indonesia pada 5 September 1945, sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan.

Baca Juga: Bak Punya Seribu Wajah, Inilah Sosok Ferdinand Waldo Demara, Penipu yang Menginspirasi Film 'The Great Impostor'

Kemudian juga memberikan dukungan penuh kepada pemerintah pusat yang dipimpin oleh Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta.

Saat terjadi Agresi Militer Belanda II pada tahun 1948, Yogyakarta menjadi ibu kota negara sementara setelah Jakarta jatuh ke tangan Belanda.

Sri Sultan Hamengkubuwono IX bersama para pejuang lainnya melakukan perlawanan terhadap penjajah.

Ia juga terlibat dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 yang berhasil merebut kembali Yogyakarta dari Belanda.

Setelah Indonesia merdeka, Sri Sultan Hamengkubuwono IX melanjutkan karier politiknya di tingkat nasional.

Ia beberapa kali menjabat sebagai menteri di berbagai kabinet, mulai dari Kabinet Sjahrir III (1946-1947) hingga Kabinet Pembangunan II (1973-1978).

Ia juga menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Bidang Ekonomi pada tahun 1966.

Pada tahun 1973, ia terpilih sebagai Wakil Presiden Indonesia ke-2 yang mendampingi Presiden Soeharto.

Kemudian menjadi wakil presiden pertama di antara lima wakil presiden yang pernah berdampingan dengan Soeharto.

Ia menjabat sebagai wakil presiden selama lima tahun hingga tahun 1978.

Selain berkarier di bidang politik dan ekonomi, Sri Sultan Hamengkubuwono IX juga aktif di bidang sosial dan budaya.

Baca Juga: Teka-teki Darah Biru Ibu Tien Soeharto, Apa Hubungannya dengan Tusuk Konde dan Peluru Nyasar?

Beliau merupakan Ketua Umum Gerakan Pramuka Indonesia dari tahun 1961 hingga 1988.

Ia juga melestarikan seni dan budaya Jawa, khususnya wayang kulit.

Sri Sultan Hamengkubuwono IX meninggal dunia pada 2 Oktober 1988 di Jakarta karena serangan jantung.

Beliau dimakamkan di Imogiri, Bantul, Yogyakarta dengan upacara adat keraton.

Ia digantikan oleh putranya, Sri Sultan Hamengkubuwono X, sebagai Sultan Yogyakarta ke-10.

Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah sosok yang patut dikenang dan dihormati oleh bangsa Indonesia.

Ia telah memberikan kontribusi besar bagi perjuangan kemerdekaan dan pembangunan Indonesia.

Artikel Terkait