Dalam melihat peristiwa sejarah, seseorang atau peniliti dapat dipengaruhi oleh sudut pandang masing-masing yang kemudian melahirkan sebuah persepsi.
Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa konsep bias memiliki makna tentang kecenderungan pikiran seseorang atau sekelompok orang yang membela satu pihak dan menentang pihak lainnya.
Semua bagian ini menjadi satu-kesatuan yang saling berhubungan.
Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan juga bahwa dapat terjadi bias dalam penulisan sejarah.
Mengapa terdapat bias sejarah?
Sejarah, pada hakikatnya, merupakan hasil rekonstruksi sejarawan berdasarkan fakta-fakta yang ada.
Dengan demikian, sejarah sebagai cerita juga masih dipengaruhi oleh penafsiran sejarawan dalam memaknai sebuah peristiwa tertentu.
Bias sejarah dapat terjadi karena penjelasan yang dikatakan pengamat belum tentu identik dengan peristiwa aslinya.
Lalu, ada kemungkinan pengamat juga hanya menjelaskan sebatas apa yang diingat saja dan ditambahkan dengan sudut pandang pribadi.
Hal ini juga sesuai dengan peranan sejarah sebagai cerita.
Contoh bias sejarah
Contoh bias sejarah yang terjadi di Indonesia adalah tentang Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar).
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR