Intisari-Online.com - Nabi Isa terlahir tanpa memiliki ayah.
Dalam kisah Nabi Isa, diceritakan Maryam ibunya hamil dan melahirkan dalam keadaan belum tersentuh lelaki manapun.
Tentunya, kelahiran Nabi Isa tersebut merupakan kehendak Allah.
Melansir dari Tribun Pekanbaru, kisah bermula saat Maryam berada di dalam kandungan.
Sang ibu, Hannah binti Faqudz memiliki nazar saat hamil.
Yakni, ia akan menjadikan anaknya kelak sebagai pelayan di Baitul Maqdis karena berharap melahirkan bayi laki-laki.
Namun, saat melahirkan, bayi tersebut berjenis kelamin perempuan.
Kendati demikian, Hannah tetap melakukan nazarnya.
Setelah beranjak besar, bayi yang dinamai Maryam itu dikirim ke Baitul Maqdis.
Di tempat itu, Maryam tumbuh sebagai gadis yang taat pada agama dan menjaga ketat pergaulannya dengan laki-laki.
Ialah Nabi Zakaria yang mengasuhnya hingga dewasa.
Suatu hari, Maryam melakukan uzlah, yakni pengasingan diri untuk fokus beribadah kepada Allah.
Saat itu, Allah mengutus Malaikat Jibril dalam bentuk manusia untuk meniupkan ruh Nabi Isa ke rahim Maryam.
Dengan kebesaran Allah, Maryam pun hamil tanpa disentuh laki-laki manapun.
Kandungannya kian hari kian membesar dan tak bisa disembunyikan lagi.
Takut akan pemikiran orang terhadapnya, Maryam lantas melahirkan seorang diri.
Maryam begitu kesakitan saat melahirkan Nabi Isa.
Sampai-sampai ia berharap untuk meninggalkan dunia saja.
Kendati demikian, ia akhirnya berhasil melahirkan Nabi Isa.
Diliputi rasa takut akan pandangan orang, Maryam lantas kembali membawa Nabi Isa.
Benar saja, orang-orang lantas mencurigai Maryam yang melahirkan anak padahal tak memiliki suami.
Sang ibu terpojok, Nabi Isa yang masih bayi mendapat mukjizat bisa berbicara.
Ia lantas menjelaskan asal usulnya.
(*)