Licinnya Sultan Mahmud Badaruddin II, Raffles Yang Ingin Kuasai Timah Bangka pun Harus Putar Otak

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Penguasa Kesultanan Palembang Sultan Mahmud Badaruddin II dikenal licin, menyusahkan Inggris dan Belanda.
Penguasa Kesultanan Palembang Sultan Mahmud Badaruddin II dikenal licin, menyusahkan Inggris dan Belanda.

Penguasa Kesultanan Palembang Sultan Mahmud Badaruddin II dikenal licin, menyusahkan Inggris dan Belanda.

Intisari-Online.com -Penguasa Kesultanan Palembang Sultan Mahmud Badaruddin II barangkali merupakan salah satu penguasa yang susah ditaklukkan oleh Inggris, juga Belanda.

Jika tidak percaya, tanya saja kepada thomas Stamford Raffles.

Sultan Mahmud Badaruddin IIterkenal dengan kecerdasan dan keberaniannya dalam menghadapi penjajah Belanda dan Inggris.

Salah satu kisah yang menunjukkan licinnya Sultan Mahmud Badaruddin II adalah ketika ia berhasil mengelabui Thomas Stamford Raffles, seorang pejabat Inggris yang ingin menguasai sumber timah di Pulau Bangka.

Pada 1812, Raffles datang ke Palembang dengan misi untuk menggulingkan Sultan Mahmud Badaruddin II dan mengambil alih sumber timah di Pulau Bangka.

Raffles menuduh Sultan Mahmud Badaruddin II bersekongkol dengan Belanda dan menuntut agar ia menyerahkan Pulau Bangka kepada Inggris.

Sultan Mahmud Badaruddin II menolak tuntutan Raffles dan bersiap-siap untuk berperang.

Namun, Sultan Mahmud Badaruddin II juga memiliki rencana lain.

Ia menyuruh salah satu bawahannya untuk menyamar sebagai orang Inggris dan membawa surat palsu yang berisi perintah dari Gubernur Jenderal Inggris di India untuk membatalkan misi Raffles.

Surat palsu itu berhasil menipu Raffles dan membuatnya mundur dari Palembang tanpa perlawanan.

Sultan Mahmud Badaruddin II berhasil mempertahankan kedaulatan Kesultanan Palembang Darussalam dan sumber timah di Pulau Bangka.

Ia juga menunjukkan bahwa ia adalah seorang pemimpin yang cerdik dan licik dalam menghadapi musuh-musuhnya.

Sultan Mahmud Badaruddin II juga harus menghadapi ancaman Belanda yang tidak pernah berhenti mengincar Palembang dan Pulau Bangka.

Pada tahun 1818, Belanda mengirimkan pasukan besar untuk menyerang Palembang.

Sultan Mahmud Badaruddin II kembali berjuang dengan gagah berani dan berhasil menahan serangan Belanda selama beberapa bulan.

Namun, akhirnya Belanda berhasil menembus pertahanan Palembang dan menduduki istana Sultan Mahmud Badaruddin II.

Sultan Mahmud Badaruddin II terpaksa melarikan diri ke hutan bersama keluarga dan pengikutnya.

Ia terus melakukan perlawanan gerilya terhadap Belanda hingga akhir hayatnya pada tahun 1821.

Artikel Terkait