Bukti Bahwa Raffles Sangat Memperhatikan Bidang Ilmu Pengetahuan, Sejarah, dan Budaya di Indonesia

Mentari DP

Editor

Bukti bahwa Raffles sangat memperhatikan bidang ilmu pengetahuan, sejarah, dan budaya di Indonesia.
Bukti bahwa Raffles sangat memperhatikan bidang ilmu pengetahuan, sejarah, dan budaya di Indonesia.

Intisari-Online.com -Bukti bahwa Raffles sangat memperhatikan bidang ilmu pengetahuan, sejarah, dan budaya di Indonesia.

Pertanyaan soal apa 'Bukti bahwa Raffles sangat memperhatikan bidang ilmu pengetahuan, sejarah, dan budaya di Indonesia' ada di halaman 175.

Pertanyaan ini ada pada buku Sejarah kelas XI dalam kurikulum 13.

Perlu Anda tahu, pada zaman penjajahan Belanda, masyarakat Indonesia mengalamikehidupan yang diskriminatif.

Hal itu dikarenakan pemerintahan Belanda membagi status masyarakat menjadi tiga kategori.

Kelas I untuk orang berkulit putih. Kelas II untuk kaum Timur Asing, dan kelas III untuk kaum pibumi.

Karena masyarakat Indonesia digolongkan dalam kelas III, maka ada konsekuensi yang terjadi.

Pertama, budaya masyarakat Indonesia dipandang lebih rendah. Tujuannya untukmenjatuhkan martabat bangsa Indonesia.

Kedua, masyarakat pribumi tidak mendapat fasilitas pendidikan yang sama dengan kelas lainnya.

Ketiga, sejarah dan nilai budaya Indonesia mulai diambil alih oleh sejarah dan nilai budaya barat.

Namun semua itu berubah ketikaSir Thomas Stamford Bingley Raffles menjadi Gubernur Jenderal di Jawa pada 1811-1816.

Saat menjadi penguasa Hindia Belanda, Raffles banyak melakukan berbagai hal.

Di antaranya mengatur otonomi terbatas, menghentikan perdagangan budak, sampai melakukan reformasi soalsistem pertanahan pemerintah kolonial Belanda.

Melalui bukunya yang berjudul History of Java, Raffles mulai mengembangkan ilmu pengetahuan, sejarah, dan budaya. Khususnya di Jawa.

Dalam buku itu, ada berbagai aspeksosial dan budaya di Pulau Jawa yang dibahas.

Selain buku Raffles, ada juga sejumlah buku terkaitilmu pengetahuan, sejarah, dan budaya di Indonesia.

Misalnya bukuberjudul History of Sumatera karyaWilliam Marsden.

Lalu ada bukuHistory of the East Indian Arcipelago kartaCrawfurd, seorang pemerhati budaya Nusantara.

Sikap Raffles itu lantas dilanjutkan olehAlexander W.F. Idenburg yang kemudian menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada 1909-1916.

Saat itu, dia memiliki tiga program Politik Etis, yaitu irigasi, edukasi, dan trasmigrasi.

Politik Etis langsung membawa pengaruh besar terhadap perubahan arah kebijakan politik negeri Belanda atas negeri jajahan.

Pada era itu pula muncul simbol baru yaitu “kemajuan”.

Baca Juga: Mengapa Belanda Menggunakan Kultur feodal Untuk Mengendalikan dan Memaksa Rakyat?

Artikel Terkait