Berikut Kondisi yang harus Diperhatikaan saat Seseorang Memiliki Kebebasan Finansial

Arnaldi Nasrum

Editor

Berikut Kondisi yang harus Diperhatikaan saat Seseorang Memiliki Kebebasan Finansial
Berikut Kondisi yang harus Diperhatikaan saat Seseorang Memiliki Kebebasan Finansial

Intisari-Online.com - Ada banyak cara untuk mengelompokkan upaya setiap orang mendapatkan penghasilan. Robert T. Kiyosaki memperkenalkan empat kuadran untuk melakukan hal tersebut. Empat kuadran ini menunjukkan derajat relasi timbal balik antara orang dan uang.

Kuadran tersebut memiliki susunan berurutan yakni mulai dari yang paling tidak nyaman, yakni saat orang harus bekerja untuk mendapatkan uang, sampai kuadran yang mendekati kesempurnaan hidup yakni saat dikatakan “uanglah yang bekerja” untuk kita.

Kuadran pertama ditempati para employee yakni pekerja yang mendapat upah, berikutnya ditempati self-employed yakni para pekerja lepas, umumnya para professional semisal arsitek atau lawyer (ahli hukum).

Kuadran ketiga adalah tempat bagi para business owner, mereka yang mempekerjakan orang lain dan membayar upah. Kuadran keempat adalah tempat paling nyaman, yakni diisi para investor. Di kuadran ini orang melakukan investasi, saat uang bekerja untuk mereka.

Pada kuadran terakhir ini, orang dikatakan mempunyai kebebasan finansial dan bisa memanfaatkan waktunya sesuai dengan yang diinginkan. Namun, ada kondisi yang harus diperhatikaan saat seseorang memiliki kebebasan finansial.

Bagi kebanyakan orang yang sudah terlalu lama bekerja sebagai karyawan, dan berjuang meniti karir, motivasinya kemudian mandeg ketika sudah merasa aman dengan posisi serta gaji rutin yang diterimanya. Saat sudah berada dalam zona nyaman, umumnya orang terhenti dan tidak berani mengambil tantangan berikutnya untuk menjadi wirausaha.

Namun demikian, banyak juga orang yang ingin bermetamorfosa menjadi wirausaha pada tahap tersebut. Sebab ketika sampai di puncak karir, banyak orang merasa tantangan hidupnya hilang dan hanya merasakan pekerjaan sebagai beban dan rutinitas. Pada saat itu orang berpikir untuk menjadi wirausaha dan menikmati sisi kebebasan, terutama agar bisa melakukan hal yang disukai.

Menanggapi hal ini, Surjanto Yasaputera, Ketua Dewan Komisioner Diplomat Success Challenge (DSC) mengungkapkan, bagi orang yang sudah lama berkarir dalam suatu perusahaan, menjadi wirausaha adalah lompatan besar, sebab memasuki wilayah tidak menentu yang penuh risiko. Ketika dihadapkan pada pilihan menjadi business owner atau wiraswasta alasan paling umum yang menjadi penghambat adalah tidak adanya modal yang mencukupi. (Estu Setyowati/kompas.com)