Intisari-Online.com - Nabi Muhammad memiliki sahabat-sahabat yang setia.
Para sahabat Nabi Muhammad biasanya selalu berusaha agar tetap berada di dekat Rasulullah.
Namun, dalam kisah Nabi Muhammad yang satu ini berbanding terbalik dari kebiasaan itu.
Yakni, cerita soal sahabat Nabi Muhammad yang enggan tinggal di dekat rumah Rasulullah.
Sahabat itu bernama Sya'ban.
Melansir dari jatim.nu.or.id, kisah bermula saat Nabi Muhammad hijrah ke Madinah.
Di sana, Rasulullah membuat rumah di tanah yang ia beli dari dua anak yatim, Sahl dan Suhail.
Rumah itu ditinggali Nabi Muhammad bersama istrinya.
Tepat di samping rumah tersebut kemudian dibangun Masjid Nabawi.
Tempat itu pun lantas menjadi pusat kegiatan umat Islam.
Tak hanya untuk urusan salat dan dakwah, lokasi itu juga dijadikan markas untuk menyusun strategi perang.
Karenanya, para sahabat berbondong-bondong membangun rumah di dekatnya.
Agar mereka bisa lebih dekat dengan Nabi Muhammad.
Juga tak ketinggalan melakukan salat berjamaah dengan Nabi Muhammad.
Namun, Sya'ban justru berpikir sebaliknya.
Alih-alih mencari tempat tinggal yang dekat dengan Nabi Muhammad, ia justru memilih lokasi yang jauh.
Saking jauhnya, disebut bahwa Sya'ban harus berjalan kaki selama tiga jam dari rumahnya ke tempat itu.
Kendati demikian, Sya'ban tak pernah terlambat mengikuti salat jamaah.
Bahkan, ia selalu menjadi orang yang pertama kali datang ke masjid.
Suatu hari, Nabi Muhammad pun penasaran akan alasan Sya'ban berbuat demikian.
Sya'ban lantas mengungkit soal dakwah yang pernah disiarkan oleh Nabi Muhammad.
Dimana Nabi Muhammad pernah bersabda bahwa setiap langkah seseorang yang menuju ke masjid maka akan diampuni dosa dan derajatnya dinaikkan satu tingkat.
Karena itu, Sya'ban sengaja tinggal di tempat yang jauh dari Masjid Nabawi.
Agar semakin banyak dosanya yang diampuni dan semakin tinggi derajatnya.
Saat sakaratul maut, Sya'ban diperlihatkan ganjaran atas perbuatannya itu oleh Allah.
Saat hijab Sya'ba dibuka, Allah seketika menunjukkan bentuk surga.
Namun, saat mengetahui pahalanya itu, Sya'ban justru menyesal.
Ia berpikir mengapa tak memilih tempat tinggal yang lebih jauh.
Sehingga pahala yang ia dapat akan lebih banyak.
Baca Juga: Sejarah Lengkap dan Singkat Kisah Kelahiran Nabi Muhammad
(*)