Intisari-Online.com - Nabi Muhammad membawa pesan kepada umat muslim untuk melaksanakan ibadah puasa selama bulan Ramadan.
Pesan itu merupakan perintah langsung dari Allah kepada Nabi Muhammad dan umatnya.
Dalam kisah Nabi Muhammad diceritakan awal mula perintah puasa di bulan Ramadan.
Melansir dari Kompas.com, perintah puasa Ramadan diturunkan melalui Surat Al Baqarah ayat 183-185.
Zainul Arifin dalam bukunya, Puasa Wajib dan Sunah yang Paling Dianjurkan (2013) mengungkap puasa Ramadan pertama kali dilakukan pada 10 Syakban pada tahun kedua setelah hijriah.
Diperkirakan, masa tersebut terjadi sekitar 624 Masehi.
Namun, ada pula yang menyebut bahwa puasa Ramadan pertama kali dilakukan pada dua malam awal bulan Syakban.
Sebelum perintah tersebut turun, Nabi Muhammad dan para sahabatnya telah melaksanakan ibadah puasa setiap bulannya.
Biasanya puasa dilakukan selama tiga hari, yakni pada tanggal 13, 14, dan 15.
Nabi Muhammad juga berpuasa setiap tanggal 10 bulan Asyura (Muharam).
Namun, sejak turun perintah wajib puasa di bulan Ramadan, Nabi Muhammad membebaskan para sahabatnya untuk mengamalkan atau tidak mengamalkan puasa Asyura.
Mengutip dari NU Online, para sahabat sempat mengalami kesulitan tat kala pertama kali menjalankan ibadah puasa Ramadan.
Guru besar hukum Islam di Mesir, Syekh Muhammad Afifi Al-Bajuri mengatakan, kala itu para sahabat dilarang mendekati istri-istri mereka di malam-malam puasa.
Para sahabat merasa peraturan tersebut terlalu memberatkan.
Karena keluhan tersebut, akhirnya diturunkan ayat Al Quran yang meringankan puasa Ramadan.
Tertuang dalam Surat Al Baqarah ayat 187 yang memperbolehkan mereka untuk menggauli istri pada malam harinya.
Baca Juga: Jadi Tonggak Penting Perkembangan Islam, Ini Isi Perjanjian Hudaibiyah
(*)